JAKARTA, KOMPAS.com - Timsukses Anies-Sandi dalam talk show di sebuah radio akhir pekan kemarin menuding ada lembaga survei yang mengungguli salah satu pasangan calon di Pilkada DKI 2017.
Menanggapi hal ini, Sandiaga menyatakan, lembaga survei memang bisa saja sudah digaet salah satu pasangan calon untuk menggiring opini publik. Namun, Sandiaga menyatakan, timnya tidak pernah melakukan hal semacam itu.
"Bagi kami, kami tidak pernah melakukan itu karena survei internal kami tidak pernah kami publikasikan, karena kami tidak mau membohongi rakyat. (Kami) tidak terlalu terpengaruh dengan penggiringan opini tersebut," kata Sandiaga.
Hal itu ia sampaikan saat ditemui usai talk show bertema Program OK OCE dengan teman "Bisnis Ku Jiwa Ku" di Jalan Pemuda, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (23/1/2017).
Dengan nada menyindir, Sandiaga menyebut, pada momen pilkada ini, lembaga survei menjadi sukses dan bisa menciptakan lapangan kerja baru. Bahkan, ia mengutip pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bahwa ada yang berprofesi sebagai peneliti lembaga survei, tapi menumpang mobil Mercy.
"Katanya kemarin dari Pak Prabowo, sudah (ada yang) naik mobil Mercy S Class. Wah, saya seneng banget itu. Saya saja dulu pernah punya S Class tapi sekarang enggak punya," ujar Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, lembaga survei harus punya pertanggungjawaban terhadap publik, terbuka mengenai surveinya, dan transparan. Termasuk dalam hal sumber pendanaan untuk surveinya.
"Kita aja sebagai kandidat harus terbuka dari segi kebijakan, transparasi dana, dan program-program," ujar Sandiaga.
Sebelumnya, Ferry Julianto, tim sukses pasangan Anies-Sandi menuding ada lembaga survei yang mengungguli salah satu paslon di Pilkada DKI. Hal ini disampaikan dalam acara talkshow di Radio SindoTrijaya Network dengan tema Antara Survei dan Realita, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/1/2017).
Ferry mengkritik karena lembaga survei yang hasil surveinya tidak bisa diklarifikasi tim Anies-Sandi. Ferry menilai belakangan hasil survei ada yang bias.
"Kecenderungan mengungguli pasangan yang ada dipihaknya. Ini merugikan masyarakat. Dalam konteks pilkada, sekarang sedang sengit, tentu hasil survei butuh pertanggung jawaban," ujar Ferry, Sabtu pagi.