Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

XpressAir: Masalah Suplai Udara Penyebab Pesawat Kembali ke Landasan

Kompas.com - 24/01/2017, 18:42 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Operasional XpressAir, Captain Bambang Hermanto, menguraikan penyebab pesawat XN 812 terpaksa kembali ke Bandara Soekarno-Hatta setelah sempat 15 menit terbang menuju Sorong, Papua, pada Minggu (22/1/2017) dini hari lalu.

"Ada salah satu sumber udara yang dipergunakan untuk cabin pressurization system bermasalah, sehingga kecepatan naiknya udara di dalam pesawat itu tidak normal," kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/1/2017).

Menurut Bambang, kondisi keseluruhan pesawat rute Jakarta-Sorong itu telah dicek sebelum diizinkan terbang. Dari hasil pengecekan, pesawat dinyatakan dalam kondisi baik dan siap dioperasikan.

Namun, setelah pesawat lepas landas dan mendekati ketinggian 18.000 kaki, baru ketahuan sistem tekanan udara di kabin tidak normal. Hal tersebut mengakibatkan naik dan turunnya tekanan udara di dalam kabin tidak cepat atau tidak sesuai dengan ketinggian terbang pesawat.

"Dampaknya memang terasa sakit di telinga," tutur Bambang.

Soal keterangan penumpang yang menyebutkan masker oksigen tidak keluar, Bambang menjelaskan bahwa masalah tekanan udara berbeda dengan sistem ketersediaan oksigen. Menurut Bambang, saat suplai udara bermasalah, oksigen masih cukup sehingga masker di kursi penumpang tidak keluar.

Bambang mengatakan, pihaknya menduga saluran yang meneruskan suplai udara terhambat. Sumber udara di kabin berasal dari putaran mesin yang diteruskan untuk masuk ke dalam kabin. Meski begitu, masalah suplai udara pesawat tersebut sudah ditangani.

Pesawat yang sempat bermasalah itu telah dioperasikan kembali dan terbang ke Sorong pada Senin (23/1/2017) malam.

Manajemen XpressAir juga telah memulangkan empat dari delapan penumpang yang dirawat di Rumah Sakit THT Proklamasi di BSD, Tangerang Selatan, sejak hari Minggu lalu. Sedangkan penanganan ganti rugi penumpang lain, termasuk urusan refund hingga pengalihan ke penerbangan lain, sudah selesai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com