Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Kedua, Reklamasi dan Penggusuran Bisa Jadi Titik Lemah Ahok-Djarot

Kompas.com - 27/01/2017, 15:55 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Reklamasi di Teluk Jakarta dan penggusuran permukiman dinilai akan jadi titik lemah pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam hal penataan kota. Kedua hal inilah yang diprediksi akan dimanfaatkan dua pasangan calon lainnya pada debat kedua yang akan digelar Jumat (27/1/2017).

Pengamat tata kota Nirwono Yoga menilai selama ini reklamasi dipandang sebagai kebijakan yang hanya menguntungkan kalangan atas. Di sisi lain, selama memerintah, baik Ahok maupun Djarot cenderung memposisikan diri sebagai pihak yang mendukung reklamasi.

Karena itu, Nirwono menilai pasangan nomor pemilihan satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni maupun pasangan nomor tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno harus dapat memanfaatkan isu itu dengan baik.

"Pasangan calon satu dan tiga jika menolak reklamasi pun harus bisa menjabarkan bagaimana konsekuensi proses hukum yang akan dihadapi dari para pengembang. Lalu bagaimana kelanjutan nasib pulau? Akan dijadikan apa untuk kota dan warga? Bagaiman konsepnya?" kata Nirwono kepada Kompas.com, Jumat siang.

Kendati jadi titik lemah, Nirwono menilai reklamasi juga bisa jadi poin keunggulan Ahok-Djarot jika mereka mampu menjelaskan alasannya mendukung reklamasi dengan baik.

"Jika pasangan calon dua tetap bersikukuh akan melanjutkannya, harus bisa menjelaskan apa keuntungannya tidak hanya daei segi ekonomi warga kaya saja. Tapi bagaimana dengan perekonomian rakyat kecil, apa untungnya? Bagaimana dampak lingkungan yan harus diterima? Jangan bagusnya saja yang ditonjolkan. Tapi bagaimana dampaknya di masa depan," tutur Nirwono.

Sementara itu, dalam hal penggusuran, Nirwono menilai jadi titik lemahnya Ahok-Djarot pada poin ini tak lepas dari kebijakan ini dinilai sebagai kebijakan yang menimbulkan ketidakadilan bagi masyarakat miskin kota.

Apalagi, dalam pengamatan Nirwono, banyak masalah yang terjadi pasca pemindahan warga ke rumah susun.

"Terbukti banyak yang menunggak karena tidak mampu bayar uang sewa rusun karena mereka kehilangan mata pencaharian," ujar Nirwono.

Selain masalah yang timbul pasca pemindahan warga ke rusun, Nirwono menilai titik lemah Ahok-Djarot terletak pada pemindahan warga ke rusun tidak sesuai dengan kampanye Ahok saat maju mendampingi Joko Widodo pada Pilkada DKI 2012.

"Itu yang kini dilupakan," kata Nirwono. (Baca: Komisioner KPU DKI: Menyerang dalam Debat Boleh, tetapi...)

Karena itu, Nirwono menilai pasangan cagub satu dan tiga harus mampu menghadirkam gagasan dan ide segar dalam menata ruang kota yang pro lingkungan dan pro rakyat. Namun tetap punya visi agar ke depannya Jakarta sejajar dengan kota-kota metropolitan lain di dunia.

"Gagasan pengembangan bisa berupa kampung susun, kampung deret, atau bentuk lain rusun yang menarik di lokasi yang tidak jauh dari tempat tinggalnya," ucap Nirwono.

Penataan kota akan menjadi satu dari tiga tema debat kedua. Dua tema lainnya adalah mengenai reformasi birokrasi dan pelayanan publik Berbeda dengan debat pertama, debat kedua akan dipandu oleh dua moderator, yakni guru besar FISIP Universitas Indonesia sekaligus mantan Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Eko Prasodjo, dan presenter Tina Talisa.

Pada debat kedua ini, durasi akan lebih lama ketimbang debat pertama, yakni 150 menit, tepatnya dari pukul 19.30 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Alokasi waktu untuk debat sebenarnya hanya 120 menit, sisanya selama 30 menit dialokasikan untuk iklan.

Kompas TV Analisa Debat Perdana Kandidat Pemimpin Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com