Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milik Siapakah Bus Biru yang Diduga Dipakai Pendemo di Rumah SBY?

Kompas.com - 07/02/2017, 13:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu bus yang terpantau ada di lokasi unjuk rasa di kediaman Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Senin (6/2/2017) kemarin, adalah bus biru dengan tulisan "Ayo naik bus".

Bus ini diduga menjadi salah satu bus yang digunakan pengunjuk rasa. Keberadaan bus ini sempat menjadi sorotan Wakil Sekjen Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin.

Melalui akun Twitter-nya, Didi menuding bus tersebut adalah bus transjakarta. Bus yang dipermasalahkan Didi diketahui memiliki pintu tengah tinggi khas bus transjakarta.

Dari segi warna, bus ini sangat identik dengan bus milik Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) yang saat ini banyak digunakan untuk layanan transjakarta. Seperti bus yang ada di lokasi unjuk rasa di rumah SBY, bus-bus PPD yang digunakan untuk transjakarta juga terdapat tulisan "Ayo naik bus".

Namun, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) membantah busnya digunakan oleh pengunjuk rasa. Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono menyebut bus PPD yang digunakan untuk transjakarta pasti diberi tulisan "transjakarta" pada badan bus.

Saat dikonfirmasi, Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasa menyatakan, bus yang diduga digunakan pendemo bukan milik pihaknya. Sebab, ia menyebut tidak ada tulisan PPD pada bus tersebut.

"Bus yang dimiliki PPD ada tulisan di bodi bus PPD, dan kalau ada nomor bodinya mungkin saya tahu. Baru kami bisa pastikan," kata Pande kepada Kompas.com, Selasa (7/2/2017).

Bus biru milik PPD yang diberi tulisan "Ayo naik bus" merupakan bus hibah dari Kementerian Perhubungan. Data PPD menyebutkan, jumlah bus yang mereka terima dari Kemenhub ada 688 unit. Dari jumlah tersebut, ada 495 unit yang digunakan untuk transjakarta.

"Yang 193 bus digunakan untuk transjabodetabek dan pelayanan ke wilayah Tangerang Selatan," ucap Pande.

Meski ada 193 bus yang tidak digunakan untuk transjakarta, Pande menyatakan, bus tersebut tidak mungkin disewakan untuk kegiatan unjuk rasa. Pande mengaku, pihaknya tak pernah menyewakan bus kepada individu atau organisasi yang tidak terikat kontrak.

"PPD tidak menyewakan bus pada organisasi atau perorangan karena semua bus sudah terikat kontrak," kata Pande. (Baca: Aksi di Depan Rumah SBY Rekomendasi Jambore Mahasiswa di Cibubur)

Massa yang berunjuk rasa di rumah SBY diketahui adalah Silaturahmi Mahasiswa Indonesia yang juga peserta Jambore di Cibubur. Mereka datang menggunakan 11 bus besar dan 2 unit kopaja.

Menanggapi hal itu, Didi berkicau di akun Twitter-nya, @didi_irawadi. Dalam kicauannya, ia mengunggah video yang diunggah seseorang bernama Imelda Sari. Dalam videonya, Imelda menyebut bahwa saat pembubaran massa ada sejumlah bus transjakarta yang digunakan para pengunjuk rasa. Hal inilah yang menjadi rujukan bagi Didi.

"Waduh Bus Trans Jkt?? Bukannya itu milik Pemda DKI. Kok bisa dipakai demo gruduk rmh SBY? Polisi hrs sgr mengusut kenapa gunakan bus Pemda ??," tulis Didi. (Baca: Polisi Amankan Mobil dari Lokasi Demo di Depan Rumah SBY)

Kompas TV Memaknai Kicauan SBY di Media Sosial
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Megapolitan
Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com