Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi 112 yang Akhirnya Disepakati di Istiqlal...

Kompas.com - 10/02/2017, 08:38 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi 112 atau 11 Februari 2017 yang digagas sejumlah kelompok keagamaan mendapat perhatian besar dari pemerintah.

Pada Kamis (9/2/2017) sore, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menerima pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Munarman, dan Bachtiar Nasir dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) di rumah dinas Wiranto, Jalan Denpasar Nomor C3/9, Kuningan, Jakarta Selatan.

Dalam pertemuan itu, Rizieq dan beberapa ulama menjelaskan kepada Wiranto bahwa GNPF-MUI tidak jadi menggelar long march pada empat hari menjelang pilkada serentak itu. Sejumlah ormas Islam itu mengarahkan massa mereka menggelar shalat subuh bersama di Masjid Istiqlal Jakarta, kemudian dilanjutkan dengan tausiah.

"Kami akan berdoa untuk negeri, lalu dilanjutkan tausiah yang menyejukkan hati," kata Ustaz Bachtiar Nasir.

Aksi unjuk rasa dari Monas ke Bundaran HI yang semula direncanakan, disebut Rizieq telah bergeser sesuai dengan inisiatif para ulama. Rizieq menimpali, pihaknya tidak ingin niat baik massa shalat subuh untuk mendoakan negeri dimanfaatkan dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI yang pada tanggal yang sama menggelar kampanye terakhir.

"Kami tidak mau terjebak dua pasangan calon ini," ujar dia. (Baca: Polisi dan FPI Sepakat Aksi 11 Februari Dipusatkan di Istiqlal)

Sebelum mengklarifikasi isi kegiatan 112 ini, polisi bertindak lebih dahulu dengan memutuskan pelarangan terhadap aksi jalan kaki itu. Massa diminta berkonsentrasi pada kegiatan ibadah di Istiqlal.

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan menyampaikan, alasan pelarangan keluar dari analisis intelijen kepolisian terkait keamanan dan ketertiban umum jika aksi jalan kaki itu tetap digelar. Iriawan meminta penggagas acara mengikuti aturan ini.

"Ada beberapa kelompok yang sudah sepakat dengan kami untuk tidak turun dan ke Istiqlal di antaranya FPI, tapi ada beberapa kelompok yang belum," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (9/2/2017).

Meski mengizinkan massa berkumpul di Istiqlal, Iriawan tetap mengingatkan agar massa mengisi kegiatannya dengan ibadah alih-alih melancarkan agenda politiknya. Ini merupakan permintaan dari imam besar dan pengurus Masjid Istiqlal.

Iriawan meminta tidak ada pembahasan soal ajakan memilih pemimpin Muslim dalam kegiatan ini.

"Sudah disampaikan sama imam besar enggak boleh ada kaitannya dengan politis, agama tidak boleh dicampur aduk dengan politik. Imam besar masjid sudah menyampaikan," kata Iriawan. (Baca: Polisi Ungkap Pesan Khusus Pengurus Istiqlal untuk Peserta Aksi 112)

Kompas TV Aksi 411 dan 212 Jadi Sorotan di Penghujung 2016
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com