Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PARA Syndicate: Pilkada DKI Akan Berlangsung Dua Putaran

Kompas.com - 10/02/2017, 19:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PARA Syndicate melakukan perhitungan dari hasil survei 11 lembaga survei, yang merilis 24 kali survei selama rentang waktu Oktober 2016 sampai Februari 2017 terkait pilkada DKI 2017. Dari perhitungan ini, PARA Syndicate mencapai kesimpulan bahwa pilkada DKI akan berlangsung dua putaran.

Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, saat merilis hasil perhitungan tersebut di kantor PARA Syndicate di Jalan Wijaya Timur 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (10/2/2017), menyatakan, terjadi tren pergeseran elektabilitas tiga kandidat selama survei Oktober 2016 sampai Februari 2017.

Pasangan Agus-Sylvi memperoleh angka 25,76 persen, Ahok-Djarot 33,12 persen, dan Anies-Sandi 28,55 persen.

Dengan demikian kandidat yang berpeluang lolos pada putaran kedua itu yakni pasangan nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan pasangan nomor pemilihan tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

"Siapa yang masuk ke putaran kedua, kami percaya hitungan kami, dari data survei yang kami kumpulkan, Ahok-Djarot dan Anies Sandi," kata Ari.

Pasangan Ahok-Djarot, kata Ari, pada Oktober 2016, sebelum isu penodaan agama mencuat, tren elektablitasnya 33,05 persen. Anies-Sandi ada di posisi kedua, dengan 24,30 persen, dan Agus-Sylvi 18,85 persen.

Saat itu, undecided vouters masih 23,80 persen. Saat memasuki November, tren elektabilitas Ahok-Djarot menurun karena mencuatnya kasus dugaan penodaan agama. Ahok-Djarot elektabilitasnya menjadi 25,82 persen. Agus-Sylvi di momen itu tren elektabilitasnya naik menjadi 27,70 pesen. Sementara Anies-Sandi turun jadi 24,06 persen.

Undecided vouters pada saat itu turun sedikit menjadi di 24,53 persen. Ketika memasuki Desember, tren elektabilitas Agus-Sylvi kembali naik menjadi 32,06 persen. Ahok-Djarot membayang-bayangi di posisi kedua dengan 30,98 persen. Sedangkan Anies-Sandi turun sedikit di 23,28 persen. Undecided vouters turun tajam jadi 13,68 persen.

Namun, lanjut Ari, keadaan berubah saat memasuki Januari 2017. Saat persidangan kasus dugaan penodaan agama berlangsung, tren elektabilitas Ahok-Djarot kembali naik. Ahok-Djarot memimpin dengan 32,63 persen, Agus-Sylvi 27,99 persen. Di sini Anies-Sandi mulai naik mendekati pasangan Agus-Sylvi dengan 26,74 persen. Undecided vouters turun jadi 12,67 persen.

Pada Februari, tren elektabilitas Ahok-Djarot kembali naik menjadi 33,12 persen. Anies-Sandi naik menjadi 28,55 persen, sedangkan Agus-Sylvi turun jadi posisi ketiga di 25,76 persen. Undecided vouters turun tipis 12,57 persen.

Ari mengatakan, metode perhitungan itu menggunakan metode meta survei, dengan mengolah nilai rata-rata dari 24 rilis survei yang dikeluarkan 11 lembaga survei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com