Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Ibu Sylvi Ini Pejabat yang Tak Mau Kenal PNS Golongan Rendah

Kompas.com - 10/02/2017, 21:57 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengatakan bahwa calon wakil gubernur nomor pemilihan satu, Sylviana Murni, merupakan pejabat yang tidak ingin mengenal pegawai negeri sipil (PNS) yang memiliki golongan rendah selama bekerja di Pemprov DKI Jakarta.

“Bahkan Ibu Sylvi, mohon maaf nih, ini contoh pejabat yang tidak mau kenal PNS yang golongannya rendah. Makanya kagak kenal ada yang disabilitas,” ujar Ahok dalam debat ketiga Pilkada DKI 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (10/2/2017).

Ahok mengatakan hal tersebut dalam menanggapi pernyataan Sylvi yang menyebutkan dirinya melakukan kekerasan verbal terhadap kaum perempuan. Menurut Ahok, pernyataan Sylvi tersebut merupakan fitnah.

“Saya katakan ini terus memfitnah. Kalau enggak ada program yang baik, ya lebih elegan sedikit,” kata Ahok.

(Baca juga: Ahok: Paslon Satu dan Tiga Suka Membangun Opini yang Menyesatkan)

Ia meminta pertarungan dalam pilkada tidak menggunakan fitnah dan contoh yang membangun opini yang jelek. Ahok meminta semua pasangan calon berlomba menjual program.

Atas pernyataan Ahok ini, Sylvi tak menanggapinya. Calon gubernur pasangannya, Agus Harimurti Yudhoyono yang kemudian menyampaikan tanggapan.

Dalam tanggapannya, Agus menyebut, hal yang disampaikan Sylvi bahwa Ahok melakukan kekerasan verbal terhadap perempuan, bukanlah fitnah.

“Pak Basuki bicara kami fitnah yang jelas itu semua sudah diketahui publik, viral di mana-mana dan itu bukan hoax, Bapak mempertontonkan kekerasan verbal terhadap kaum perempuan,” ucap Agus.

(Baca juga: Agus Yakin dengan Latar Belakang Militernya Ia Bisa Berantas Narkoba)

Dia pun mengingatkan bahwa kekerasan verbal lebih menyakitkan dibandingkan kekerasan fisik, terlebih jika dipertontonkan di hadapan publik.

Agus juga mempertanyakan bagaimana Ahok bisa memiliki integritas untuk melindungi perempuan dan anak-anak apabila yang dilakukan Ahok adalah kekerasan verbal.

Kompas TV Menilai Performa Paslon di Debat Kedua (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com