Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencegah Kecurangan pada Pilkada DKI lewat "Quick Count"

Kompas.com - 16/02/2017, 08:35 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Litbang Kompas ikut menggelar hitung cepat atau quick count hasil pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta 2017 setelah pencoblosan pada Rabu (15/2/2017) kemarin.

Keikutsertaan Litbang Kompas itu selain untuk mengetahui secara cepat gambaran umum hasil Pilkada DKI Jakarta juga untuk mengawal perhitungan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI.

Peneliti Litbang Kompas, Ratna Sri Widyastuti, mengatakan, hitung cepat bagian dari kontribusi untuk pilkada yang berkualitas.

"Karena kan semakin banyak lembaga melakukan hitung cepat dan hasilnya sama, nanti akan jadi alat kontrol, jika tiba-tiba KPU melakukan hasil berbeda. Itu akan menjadi indikasi terjadi kecurangan," kata Ratna kepada Kompas.com di Palmerah Barat, Jakarta, Rabu.

Hitung cepat Litbang Kompas kali ini mengambil sampel di 400 TPS (tempat pemungutan suara) dengan total pemilih 227.453. Metode penentuan TPS menggunakan teknik penarikan sampel secara acak sistematis berdasarkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di DKI Jakarta.

Berdasarkan hitung cepat Rabu kemarin, suara pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, berada di posisi pertama dengan perolehan 42,87 persen.

Posisi kedua ditempati Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 39,76 persen, sementara Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni meraih 17,37 persen.

Ratna mengatakan, hasil hitung cepat itu merupakan prediksi perolehan secara keseluruhan Pilkada DKI Jakarta 2017. Hasil penghitungan resmi tetap akan berasal dari KPU DKI.

Namun, Ratna mengatakan, hasil prediksi ini dan KPU tak akan jauh berbeda.

"Berdasarkan hitungan kami dan kami telah rencanakan masak-masak, seharusnya margin of error di bawah satu persen dibanding hasil resmi KPU," kata Ratna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com