Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tambah Pengamanan Selama Penghitungan Suara Pilkada Banten

Kompas.com - 16/02/2017, 19:07 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Kapolda Banten Kombes Listyo Sigit Prabowo menyatakan akan menambah personelnya selama proses penghitungan suara Pilkada Banten setelah pemungutan suara dan hitung cepat selesai dilakukan pada Rabu (15/2/2017).

"Kami sudah mengetahui bahwa sedikit (selisihnya), tentunya kemungkinan akan terjadi (gesekan) khususnya saat penghitungan tersebut. Oleh karena itu ada penebalan (pengamanan) saat penghitungan itu di tingkat kecamatan, kemudian juga nanti di kabupaten akan kami adakan penebalan sehingga tentunya saat penghitungan masyarakat akan hadir lebih banyak dan tentunya merupakan potensi (gesekan)," kata Sigit, saat ditemui di Mapolrestro Tangerang, Kamis (16/2/2017).

(Baca: Dua Kubu Calon Gubernur Saling Klaim Menang di Pilkada Banten)

Sigit mengatakan, sebelumnya ada 1.000 anggotanya yang disiagakan untuk mengawal proses pemungutan suara di Banten. Saat ini, akan ditambah tiga kompi atau 300 personel dan satu peleton atau 50 personel.

Sementara itu untuk di Tangerang Kota dan Tangerang Selatan, pengamanan dilaksanakan di bawah Polda Metro Jaya. Jumlah ini di luar bantuan personel dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Adapun untuk daerah rawan yang menjadi kantong massa cukup besar yakni Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang, Sigit mengatakan pengamanan akan dilaksanakan hingga tahapan pilkada berakhir, termasuk jika adanya gugatan.

Dia mendorong sengketa hasil pilkada diselesaikan melalui Mahkamah Konstitusi. Sigit meminta masyarakat menunggu hasil real count yang akan diumumkan KPU Banten.

"Di setiap tahapan harus dikawal dengan baik sehingga hasil yang didapatkan tidak dijadikan masalah," ujar Sigit.

Dua kubu pasangan calon gubernur-wakil gubernur sama-sama mengklaim unggul dalam penghitungan sementara suara Pilkada Banten 2017.

Pasangan calon nomor urut 1, Wahidin Halim-Andika Hazrumy, mengaku bahwa kubunya saat ini tengah berada di atas angin. Menurut kubu Wahidin-Andika, mereka unggul dalam hasil hitung cepat dari berbagai lembaga survei.

Di tempat yang berbeda, paslon nomor urut 2, Rano Karno-Embay Mulya, juga turut menggelar konferensi pers.

 

Ketua Tim Pemenangan Rano-Embay, Ahmad Basarah, mengatakan pihaknya unggul dalam hasil hitung cepat.

Kompas TV Pertarungan dua pasang Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2017 berlangsung sengit. Menurut real count sementara atau Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPUD Banten, pasangan Rano Karno-Embay Mulya Syarief yang sempat unggul, kalah dari pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy. Menurut laman resmi KPU, hingga Kamis (16/2) pukul 09.00 WIB, pasangan Wahidin-Andika memeroleh 50,31% dengan capaian sekitar 730 ribu suara. Sementara itu, pasangan Rano-Embay mendapat 49,69% dengan capaian sekitar 720 ribu suara. Penghitungan itu berdasarkan 28,93% suara yang baru masuk ke KPUD Banten. Ketua tim pemenangan Rano-Embay, Ahmad Basarah, menilai hasil hitung cepat yang selisihnya kurang dari 1% belum bisa menjadi rujukan saat ini. Penghitungan suara belum sepenuhnya terkumpul, sehingga apapun bisa saja terjadi. Hasil Situng hanya akan dijadikan sebagai informasi, namun hasil resmi KPU akan ditentukan berdasarkan penghitungan secara rekapitulasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com