Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga soal Keributan yang Sempat Terjadi di TPS 89 Cengkareng

Kompas.com - 16/02/2017, 19:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilih di tempat pemungutan suara (TPS) 89, RT 07 RW 14, Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, sempat protes karena merasa tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada Rabu (15/2/2017).

Hal itu diungkapkan oleh beberapa warga, salah satunya Yuni Chandrawati yang ditemui Kompas.com di Kompleks perumahan Mutiara Taman Palem, Kamis (16/2/2017).

Yuni menceritakan, dia datang ke TPS 89 kemarin pukul 11.55 WIB. Keputusan untuk datang siang karena Yuni mendapat kabar warga yang tidak tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) baru bisa memilih dari pukul 12.00-13.00 WIB.

"Pas datang itu, antrenya sudah panjang sekali. Saya langsung ikut antre. Enggak lama, ada ribut-ribut di depan. Saya langsung live Facebook," kata Yuni.

(Baca juga: KPU DKI: Info Pemilih Dipersulit di TPS 88 dan 89 Itu Tidak Benar)

Setelah mencari tahu, keributan diduga karena formulir untuk daftar pemilih tambahan (DPTb) tinggal 20 lembar.

Sementara itu, warga yang tidak masuk dalam DPT tetapi alamat KTP dan KK sesuai dengan TPS-nya, harus mengisi formulir DPTb terlebih dahulu. Jumlah warga yang hendak daftar DPTb mencapai ratusan orang.

Warga semakin kesal karena harus menunggu lama di bawah terik matahari, sementara petugas KPPS fotokopi lembar formulir DPTb dan harus mendapat cap dari kelurahan terlebih dahulu.

Meski begitu, warga yang bertahan di TPS akhirnya bisa mencoblos. Mereka pertama-tama mengisi formulir DPTb dengan menyertakan KTP dan KK asli sebagai bukti memang berdomisili di sana.

"Selesai itu pukul 17.00 WIB. Sampai kami nyanyi Indonesia Raya loh, tetapi enggak semuanya nyoblos, soalnya ada yang sudah malas pulang duluan," ujar Yuni.

Warga lainnya, Herman Susilo alias Aheng, menyayangkan kurangnya formulir DPTb di TPS 89.

Bahkan, dia bingung sudah memiliki KTP elektronik tetapi tidak menerima formulir C6, surat pemberitahuan untuk memilih, beberapa hari sebelum pemungutan suara.

"Saya sudah tinggal di sini delapan tahun loh. Pas pilpres, pilgub yang ada Pak Jokowi dan Pak Ahok itu semuanya dapat undangan. Sekarang enggak tahu kenapa begini. Kita-kita sampai ngancam, kalau enggak bisa nyoblos, enggak mau pulang dari TPS, begitu," ujar Herman.

(Baca juga: Panwaslu Jakbar Jelaskan Kendala Pemungutan Suara di TPS 88)

Video yang direkam oleh Yuni melalui akun Facebook miliknya ramai diperbincangkan di dunia maya sejak kemarin sampai hari ini.

Bahkan, dari video itu, Komisioner Bawaslu RI Nasrullah sampai mengecek sendiri ke lapangan dan menemui beberapa petugas panwascam, KPPS, PPS, dan elemen terkait lainnya sore tadi.

Kompas TV Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo akan menggelar evaluasi pelaksanaan pilkada. Yang dibahas, termasuk warga yang kehabisan surat suara pada Pilkada DKI. Para pemilih yang tak bisa memilih adalah pemilih tambahan yang tak terantisipasi lebih banyak dari alokasi surat suara yang dilebihkan di tiap tempat pemungutan suara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com