JAKARTA, KOMPAS.com - Selain untuk mengatasi kemacetan di kawasan Semanggi, Simpang Susun Semanggi yang tengah dibangun ini rencananya dijadikan ikon budaya Jakarta kedua setelah Monas.
Salah satu keindahan Simpang Susun Semanggi yang akan dinikmati warga nantinya adalah pencahayaan lampu warna-warni di sepanjang bentangnya.
"Jembatan ini kita anggap seperti daun semanggi, mengapung di atas air, sehingga nanti lampunya itu bisa disetel warnanya kemudian dengan software khusus kita berikan efek seperti gelombang air," kata Deputi General Manager Superintendent Proyek Simpang Susun Semanggi dari Wijaya Karya, Dani Widiatmoko, Selasa (21/2/2017).
(Baca juga: Bentang Kedua Simpang Susun Semanggi Mulai Dikerjakan)
Dani mengatakan, pakar pencahayaan dari Australia tengah mengkaji desain pencahayaan Simpang Susun Semanggi.
Lampu ini nantinya bisa dikendalikan dari Balai Kota, tepatnya di markas Jakarta Smart City.
Adapun pagar flyover atau parapet Simpang Susun Semanggi akan memiliki motif daun semanggi di sisi luarnya, sedangkan sisi dalam akan bermotif gigi balang seperti rumah adat Betawi.
Ada 333 girder block yang membentang di sepanjang simpang susun ini. "Parapetnya kita gunakan kearifan lokal," ujar Dani.
Pengerjaan pembangunan Simpang Susun Semanggi dilakukan PT Wijaya Karya Tbk. Dana yang dianggarkan untuk pembangunan proyek itu yang mencapai Rp 360 miliar.
Dana tersebut berasal dari nilai kompensasi pengembang PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company.
Jembatan layang Semanggi ini akan terdiri dari dua ruas. Satu ruas diperuntukkan bagi kendaraan dari arah Cawang menuju ke Bundaran Hotel Indonesia, dan satu ruas lainnya untuk kendaraan dari arah Slipi menuju Blok M.
(Baca juga: Ahok Puji Kinerja Kontraktor Simpang Susun Semanggi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.