Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Wilayah yang Sudah Dinormalisasi Bebas dari Banjir?

Kompas.com - 22/02/2017, 19:05 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu penyebab banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta pada Selasa (21/2/2017) kemarin adalah meluapnya Sungai Ciliwung. Saat terjadi banjir Selasa kemarin, ketinggian permukaan air di salah satu dari 13 sungai besar di Jakarta itu lebih tinggi dari permukaan tanah di sejumlah permukiman warga yang ada di sekitarnya.

Saat ini, di sebagian aliran Ciliwung tengah dilakukan normalisasi yang merupakan bagian dari program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Normalisasi dilakukan dengan cara membuat dinding turap beton atau sheet pile di sepanjang pinggiran sungai.

Meski program JEDI sudah berlangsung sejak zaman Gubernur Fauzi Bowo, normalisasi Sungai Ciliwung sangat gencar dilakukan pada era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.

Itulah sebabnya banyak permukiman warga di bantaran Sungai Ciliwung tergusur, seperti di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, dan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Selama ini, Ahok meyakini normalisasi Ciliwung dengan membuat sheet pile merupakan cara terbaik untuk mencegah banjir.

Sehari setelah terjadinya banjir, atau pada Rabu (22/2/2017) ini, Kompas.com menelusuri aliran Sungai Ciliwung dari Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, hingga Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Hampir sebagian besar pinggiran Ciliwung di aliran tersebut sudah dinormalisasi. Namun, masih ada beberapa yang belum. Dari keterangan yang didapat dari warga, wilayah yang kebanjiran pada Selasa kemarin adalah wilayah bantaran Ciliwung yang belum dinormalisasi.

Hal sebaliknya terjadi di wilayah bantaran yang sudah dinormalisasi. Meski permukaan air sungai naik, adanya sheet pile membuat air tak sampai meluber ke permukiman warga.

RT 09 RW 09 Bukit Duri adalah salah satu wilayah bantaran sungai yang sudah dinormalisasi. Menurut keterangan Haryanto (50), naiknya permukaan Ciliwung tak sampai membuat wilayah tempat tinggalnya tenggelam.

Ia mengatakan, hal itu tidak akan terjadi jika sheet pile belum dibangun di lokasi itu. Haryanto masih mengingat saat banjir melanda tempat tinggalnya pada awal 2014. Ia mengatakan, saat itu air sungai bahkan meluber hingga ke Jalan Abdullah Syafi'i.

"Kalau sekarang udah kehalang tembok (sheet pile)," kata bapak satu anak itu.

Dari Bukit Duri, Kompas.com berpindah ke permukiman warga yang ada di RT 011 RW 01 Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur. Seperti di Bukit Duri, kawasan bantaran kali di lokasi ini juga sudah dibangun sheet pile.

Dari keterangan warga, sheet pile di lokasi ini bahkan sudah ada sebelum yang di Bukit Duri.

"Sebelum Jokowi sudah ada," kata Ujang Suherman (56).

Pada Selasa kemarin, Ujang menyebutkan ketinggian air Ciliwung tak sampai meluber ke permukiman tempat tinggalnya.

"Hanya sampai garis tengah," kata Ujang sambil menunjuk garis yang terdapat pada dinding sheet pile.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com