JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan dirinya sebagai calon gubernur akan merugi jika memilih untuk tidak berkampanye. Basuki mengatakan, sebagai calon gubernur, lebih enak untuk cuti dan berkampanye berkeliling menyapa masyarakat.
Namun, Basuki lebih memilih untuk bekerja dibanding kampanye. Jika aturan mengizinkan hal tersebut.
"Rugi sebetulnya kalau saya kerja, lebih untung yang enggak kerja dong (untuk berkampanye). Kamu lihat disposisi saya ada satu meja. Mesti mikirin disposisi, saya diajak rapat lagi sama timses, lebih pusing," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (24/2/2017).
Hal ini untuk menjawab adanya masa kampanye jika putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 terjadi. Dengan demikian, Basuki dan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, sebagai petahana, harus mengambil cuti untuk berkampanye.
Adanya masa kampanye ini merupakan kekhawatiran Komisi Pemilihan Umum (KPU) terhadap kegiatan yang mengarah kampanye oleh pasangan calon gubernur-wakil gubernur.
"Kamu lihat saja, saya ke mana-mana ada enggak kampanye? Kami kemarin peresmian RPTRA 100 lebih, tanda tangan di sini. Kalau saya mau alasan, saya bisa dong pagi, siang, sore kunjungi masyarakat meresmikan RPTRA," kata Basuki. (Baca: Kemendagri Tunjuk Plt Gubernur jika Ahok-Djarot Cuti Kampanye Putaran Kedua)
Namun Basuki memilih meresmikan ratusan RPTRA itu dengan menandatangani prasasti di Balai Kota. Basuki hanya menghadiri peresmian RPTRA yang dibangun melalui CSR perusahaan swasta.
"Kalau buat saya, saya lebih baik pilih kerja. Soal dipilih atau enggak pilih, itu kan urusan warga Jakarta," kata Basuki.
"Kamu lihat saya kerja nih, kamu kalau merasa saya kayak pegawai nih, mau diperpanjang kontrak, ya diperpanjang kontrak lima tahun. Kalau orang merasa ya sudahlah saya enggak perlu diperpanjang kontraknya, Oktober selesai," kata Basuki. (Baca: KPU Tegaskan Paslon Petahana Harus Cuti pada Kampanye Putaran Kedua)