DEPOK, KOMPAS.com - Rumah baca Panter yang berada di dalam Terminal Depok, Jawa Barat, telah mengalami penggusuran pada 2014. Kegiatan rumah baca ini pun sudah tidak seaktif dulu.
Sebelumnya, rumah baca tersebut terdiri dari tiga bangunan warung berukuran sekitar 5x5 meter yang digabungkan. Kini, hanya tersisa satu gubuk kecil terbuat dari bambu dengan luas 5x5 meter.
Di gubuk tersebut terdapat satu rak buku yang berisi puluhan ragam buku. Mulai dari buku cerita anak hingga buku tentang politik. Di sana juga terdapat dipan untuk tempat duduk.
Dulu, rumah baca Panter menampung 72 anak telantar untuk diajarkan membaca, menulis, dan etika. Setelah mengalami penggusuran, hanya tersisa 15 anak yang kerap datang setiap Sabtu untuk membaca buku. Kegiatan pembinaan pun tidak dilanjutkan lagi.
Ketua Paguyuban Terminal (Panter), Agus Kurnia, menyayangkan pihak pemerintah yang kurang mendukung keberadaan rumah baca tersebut.
"Pemerintah sebenarnya mengetahui keberadaan kami. Namun, pemerintah sekalipun melihat matanya tetap buta. Walaupun mereka mendengar, telinganya tetap tuli," ujar Agus kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Jika pemerintah tak bisa membantunya, Agus berharap mereka membuat sebuah sarana serupa rumah baca.
"Anak-anak jalanan memiliki keinginan belajar besar. Mereka juga sangat mengharapkan memiliki bapak angkat, seperti anak-anak binaan sini dulu menganggap saya sebagai ayahnya. Saya dipanggil abah oleh mereka," ucap Agus.