JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik "Lapo" (rumah makan khas Batak) Siagian Boru Tobing, Arifin Siagian (68), tampak memperhatikan kios-kios yang tengah dibongkar di sentra kuliner tradisional Jalan Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2017).
Berbeda dengan beberapa pemilik rumah makan yang tutup dan membongkar bangunan kios, Arifin tetap bertahan dan membuka laponya.
Pedagang minuman di sana, Wati, menegur Arifin. "Om biarin saja, lapo bertahan saja," ujar Wati.
Arifin pun menjawab bahwa dia tentu akan bertahan. Sebab, belum ada tempat lain sebagai pengganti lokasi pendirian laponya.
"Iya bertahan. Kalau enggak bertahan, mau ke mana kita," kata Arifin.
(Baca juga: Pedagang "Lapo" Senayan Mulai Tutup dan Bongkar Kios )
Selasa ini merupakan akhir tenggat waktu yang diberikan pengelola Gelora Bung Karno (GBK) kepada para pedagang di Lapo Senayan untuk mengosongkan lokasi dagang mereka.
Menurut rencana, di lokasi tersebut akan dibangun fasilitas penunjang kegiatan Asian Games yang akan dilaksanakan di GBK pada 2018.
Sejak pemberitahuan tenggat waktu tersebut, Arifin menyebut belum pernah lagi menerima surat peringatan dari pengelola GBK untuk pindah. Oleh karena itu, dia tetap bertahan.
Arifin ingin pengelola GBK setidaknya menyediakan tempat relokasi untuk para pedagang yang sudah puluhan tahun berjualan di sana.
Jika tidak bisa, setidaknya mereka diberi waktu lebih lama sampai mereka menemukan tempat jualan baru.
"Paling tidak kami dikasih kesempatan, ini kan pekerja banyak, harus kasih pesangon. Butuh juga kan untuk pindahan," kata dia.
Arifin mengatakan, para pedagang selalu bayar sewa, pajak, hingga biaya retribusi. Dia ingin pengelola GBK memperhatikan nasib pemilik dan karyawan rumah makan-rumah makan di sana.
Selain itu, kata Arifin, Lapo Senayan merupakan sentra kuliner tradisional yang tidak hanya dikenal di Jakarta, tetapi juga negara lain.
"Sayanglah kalau tempat kuliner seperti ini dihabiskan. Enggak ada saya rasa tempat makan seperti ini yang terpromosi ke luar Jakarta, luar negeri. Hanya ini saja yang bisa bertahan, harusnya dibina, ini dikembangkan," ujar Arifin.
Menurut Arifin, jika tempat tersebut dibina, banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk mengenalkan budaya Indonesia saat perhelatan Asian Games nanti.