JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengagumi Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang terkenal atas perangnya terhadap narkoba.
Iriawan menyatakan, bandar-bandar yang merusak masyarakat dengan narkoba harus ditindak tegas.
"Kita salut kepada Presiden Filipina. Meski kita enggak bisa begitu, tetapi komitmen beliau luar biasa sehingga saya monitor dari kawan-kawan Kepolisian Filipina, itu jauh sekali, drastis sekali narkoba turunnya narkoba di Filipina," ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/3/2017).
(Baca juga: Presiden Duterte Perintahkan Tentara Buru Pengedar Narkoba)
Kebijakan perang melawan narkoba yang dikobarkan Presiden Duterte menuai kritik dari berbagai kelompok pembela hak asasi manusia dan negara-negara Barat, meski di dalam negeri Duterte mendapat sokongan kuat dari rakyat.
Berdasarkan data pemerintah Filipina, lebih dari 7.000 orang tewas sejak peperangan terhadap narkoba dan pengedarnya dimulai di bawah kepemimpinan Duterte.
Iriawan menyatakan, di Indonesia, sulit mewujudkan kebijakan seperti yang diterapkan Duterte.
Kendati demikian, Iriawan menggarisbawahi ucapan Presiden Joko Widodo yang mempertanyakan mengapa lebih banyak korban narkoba dibandingkan bandarnya.
"Berapa korban yang sudah bergelimpangan? Berapa bandar masih tetap bercokol? Silakan dirumuskan sendiri," ujar Iriawan.
Polda Metro Jaya memusnahkan narkoba sitaan hasil penangkapan dalam kurun waktu dua bulan, Januari hingga Februari 2017, Kamis (1/3/2017).
(Baca juga: Polisi Musnahkan Ratusan Kilogram Narkoba Berbagai Jenis)
Narkoba yang berhasil diamankan berupa sabu sebanyak 117 kilogram lebih, ekstasi 228.978 butir serta erimin atau happy five sebanyak 22.360 butir berasal dari sindikat internasional (Belanda, China, Hongkong, Taiwan, Malaysia, dan Indonesia).
Ada juga tembakau gorilla sebanyak 9 kilogram lebih berasal dari jaringan Jakarta dan Surabaya. Jika ditotal, narkoba ini bisa menyelamatkan 971.138 orang.