DEPOK, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, akan menjadikan hasil survei terbaru dari Lembaga Media Survei Nasional (Median) sebagai masukan guna menghadapi Pilkada DKI 2017 putaran kedua.
Menurut Sandi, hasil survei dari Median menjadi masukan bagi timnya selain survei internal yang sejauh ini rutin dilakukan.
"Ada sebuah masukan bagi tim. Karena median ini juga dipakai sebagai sebagai referensi dari beberapa lembaga. Apalagi ini survei pertama setelah 15 Februari," kata Sandi, saat ditemui di area Rakornas PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Senin (6/3/2017).
Berdasarkan hasil survei terbaru Median terkait Pilkada DKI 2017 putaran kedua, elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 46,3 persen.
Angka tersebut lebih tinggi dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebesar 39,7 persen.
Adapun 14 persen responden lainnya menyatakan belum memutuskan (undecided). Menurut Sandi, persentase elektabilitas yang dimilikinya saat ini sudah jauh melesat ketimbang saat masa-masa awal dia mensosialisasikan diri ke masyarakat.
Sandi mengaku masih mengingat saat salah seorang konsultan politik menyarankannya untuk tidak terjun ke dunia politik karena elektabilitas yang terlalu rendah. Sandi menyebut saat itu hasil survei yang dilakukan tim internalnya menyebutkan elektabilitasnya hanya 0,8 persen.
"Saat itu saya disarankan untuk mencari bidang lain, tidak di politik karena hampir dipastikan tidak ada peluang. Apalagi melawan super gubernur," ujar Sandi.
Namun demikian, Sandi mengaku melihat celah untuk bisa mengalahkan Ahok. Karena dari survei yang dilakukan timnya, disebutkan banyak warga yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan.
Hal itulah yang disebut Sandi membuatnya mulai menyusun konsep program One Kecamatan One Center Enterpreneurship (OK-OCE).
"Jadi program rumah DP 0 persen, OK-OCE semua ini berbasis data," ujar Sandi.
(Baca: Alasan Warga Pilih Anies-Sandi Berdasarkan Survei Median)
Dari hasil survei yang dilakukan Median, disebutkan bahwa ada beberapa hal yang membuat suara untuk Ahok-Djarot kini turun ketimbang survei Median sebelumnya. Salah satunya adalah suara pemilih Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang beralih lebih banyak dukung Anies-Sandiaga.
"Dari total responden, ada 13 persen yang pada putaran pertama mengaku pilih Agus-Sylvi. Saat kami tanyai lagi, siapa yang akan mereka pilih di putaran kedua, 35 persen atau satu per tiga dari 13 persen itu pilih Anies-Sandiaga, dilanjutkan 10 persen pilih Ahok-Djarot, sedangkan 55 persen selebihnya belum menentukan pilihan," kata peneliti Median, Rico Marbun, saat merilis hasil survei bertajuk "Memahami Peta Kompetisi Putaran ke-2 Pilgub DKI".
Responden dalam survei itu sejumlah 800 warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih. Survei dilakukan pada 21-27 Februari 2017, dengan margin of error sebesar plus minus 3,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Peneliti menentukan sampel dalam survei ini dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi di seluruh kotamadya di Jakarta dan faktor gender. Sumber pendanaan survei berasal dari dana mandiri pihak Median.