Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Tak Masalah Hasil Survei Tempatkan Dirinya dan Ahok di Urutan Kedua

Kompas.com - 07/03/2017, 09:29 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat tak mempermasalahkan lembaga survei yang menempatkan dirinya dan pasangannya, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, di urutan kedua di bawah pesaing mereka calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Djarot menjelaskan, saat sebelum Pilkada DKI putaran pertama, ada lembaga survei yang mengeluarkan elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 10,5 persen. Namun, kenyataannya saat Pilkada DKI, rekapitulasi suara Ahok-Djarot di atas 40 persen.

"Enggak apa-apa, biasa aja survei-surveinya. Dulu begitu pertama-tama juga begitu. Bukan saya enggak percaya lembaga survei ya. Bayangin ya Ahok-Djarot pernah berada di posisi 10,5 persen, ya enggak. Biarin aja," ujar Djarot di Jakarta Selatan, Senin (6/3/2017).

Pernyataan Djarot guna menanggapi hasil survei terbaru Lembaga Media Survei Nasional (Median) terkait Pilkada DKI 2017 putaran kedua yang menyebutkan, elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebesar 39,7 persen dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 46,3 persen. (Baca: Survei Median: Ahok-Djarot 39,7 Persen, Anies-Sandi 46,3 Persen)

Djarot menambahkan, warga Jakarta saat ini puas dengan sejumlah kebijakan yang dilakukan Ahok-Djarot. Djarot menilai, adapun yang bisa menghambat Ahok-Djarot kembali menjadi menjadi Gubernur-Wakil DKI Jakarta adalah isu SARA.

Djarot menyebut pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, isu SARA cukup kental menyerang mereka.

"Yang penting tingkat kepuasan warga Jakarta terhadapa Basuki-Djarot yang merupakan kelanjutan dari Joko Widodo-Basuki itu cukup tinggi, mereka meraskan betul (kebijakan yang diambil)," ujar Djarot.

"Saya pikir warga Jakarta akan diberikan cahaya diberikan ketenangan, dan kecerdasan dan kedewasaan. Karena itu kita betul-betul hindari menggunakan simbol-simbol agama, jangan lah. Indonesia terlampau besar," ujar Djarot.

Kompas TV Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta membantah alasan miskomunikasi dari KPU DKI jakarta saat rapat pleno penetapan peserta pilkada DKI jakarta putaran kedua. Semalam ahok dan djarot walk out atau meninggalkan rapat pleno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com