Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengentaskan Tawuran yang Menjadi "Budaya" di Manggarai

Kompas.com - 09/03/2017, 10:57 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Sweeping" di Manggarai, Jakarta Selatan dan Tambak, Jakarta Pusat pada Rabu (8/3/2017) sore mengantarkan polisi pada penangkapan sekitar 10 orang yang diduga selama setahun terakhir ini menggerakkan tawuran antarwarga.

Dari puluhan rumah yang digeledah polisi, ditemukan berbagai senjata tajam mulai dari pedang, parang, panah, senapan angin, hingga senjata api rakitan yang jumlahnya mencapai puluhan.

Para ibu-ibu yang ada dalam rumah itu mengaku terkejut, tak tahu benda-benda itu milik siapa.

"Ada yang kita amankan. Sekarang pemeriksaan menentukan status mereka apa mereka punya peran dalam peristiwa atau atau tidak," ujar Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Didik Sugiarto di Manggarai, Rabu.

Tawuran di Manggarai akhirnya menjadi perhatian serius polisi setelah dua pelajar tewas saat tawuran pecah pada Minggu (5/3/2017). Aksi balas dendam terjadi lagi keesokan harinya pada Senin (6/3/2017), dan polisi mulai melakukan investigasi.

Hasil pemeriksaan lima saksi sejak Senin mengarahkan polisi pada para terduga penggerak aksi. Lima orang teridentifikasi bertanggungjawab atas aksi itu, dan polisi tengah memburunya.

"Lima orang teridentifikasi, dalam waktu dekat kami sebarkan DPO. Kemungkinan orang lain yang teridentifikasi akan kita cari," kata Didik.

KOMPAS.com/Nibras Nada Nailufar Puluhan klip plastik sisa sabu, alat hisap (bong), dan senjata tajam ditemukan dari sweeping di Manggarai, Jakarta Selatan, pada Rabu (8/3/2017).
Narkoba

Selain menemukan senjata tajam, polisi juga menemukan puluhan klip plastik sisa sabu maupun yang masih baru, beserta alat isap (bong) yang ditemukan dalam sebuah rumah di Manggarai.

Ketika polisi mendobrak rumah itu, sekitar tujuh orang pria di dalamnya tengah mengonsumsi narkoba. Mereka pun langsung loncat ke Sungai Ciliwung yang ada di belakang rumahnya dan tak muncul lagi ke permukaan.

Polisi masih terus memburu ketujuh orang itu dan menelusuri kegiatan penggunaan narkoba itu. Temuan sabu ini menguatkan dugaan lama bahwa aksi tawuran hanyalah pengalihan dari tindak kriminal yang sebenarnya terjadi di Manggarai yakni perdagangan narkoba.

Kasat Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Vivick Tjangkung mengatakan selama ini, tak mudah mengungkap peredaran narkoba di wilayah Manggarai. Kondisi emosional warganya yang mudah tersulut membuat polisi harus berhati-hati dan merencanakan razia dengan matang.

"Kita harus memperhatikan situasi mental psikologis warganya, di sana kan panas sekali, tidak mudah, harus lakukan perencanaan matang, dengan jumlah personil yang juga harus banyak," ujar Vivick kepada Kompas.com, Kamis (9/3/2017).

Sebulan lalu, Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan melakukan penyuluhan kepada warga dengan mensosialisasikan bahaya narkoba. Ia mengupayakan penyuluhan itu nantinya bisa ditindaklanjuti dengan razia untuk memberantas penggunaan narkoba di sana.

KOMPAS.com/NURSITA SARI Suasana pasca-tawuran di Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (6/3/2017). Polisi masih tampak berjaga di lokasi.
Mengurai akar masalah

Halaman:


Terkini Lainnya

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com