JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok salah saat menerapkan kebijakan menggusur permukiman warga. Hal tersebut disampaikan Zulkilfi usai mendengar keluhan sejumlah warga korban gusuran di Bukit Duri, Kampung Akuarium, dan Kalijodo.
"Mendengar (cerita warga) itu saya tidak perlu lama-lama (menjawab), tidak perlu MPR, DPR, tidak perlu pengadilan. Apa yang dilakukan pemerintah itu salah, saya berani tanggung jawab omongan saya. Kebijakan yang diambil oleh gubernur dan pemerintah salah," kata Zulkifli, di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2017).
(baca: Ketua MPR Temui Korban Gusuran di Bukit Duri)
Dia mengatakan, sumpah jabatan yang diucapkan saat pelantikan harusnya dilaksanakan oleh semua pejabat agar menjalankan kebijakan sesuai konstitusi dan Pancasila.
"Perilakunya enggak boleh sombong dan arogan, dengan memanusiakan manusia lainnya (yang) adil dan beradab," ujar Zulkifli.
Zulkifli juga meminta pejabat memiliki rasa nasionalisme dan mengedepankan persatuan. Menurut Zulkifli, masyarakat adalah keluarga besar sehingga jika salah satunya terkena masalah maka negara harus hadir.
"Ada saudara kita yang enggak punya lahan, dizalimi, kehilangan hak memilihnya, itu HAM semua, maka negara mesti hadir," ujar Zulkifli.
Zulkifli mendorong semua permasalahan diselesaikan dengan mengedepankan musyawarah. Dia lalu mencontohkan Joko Widodo saat masih menjadi Wali Kota Solo yang mengedepankan musyawarah saat akan melakukan penggusuran.
"Pak Jokowi di Solo mereka diajak dialog, diajak makan berkali-kali. Akhirnya semua diganti ongkosnya, diganti dagangannya, diganti semua," ujar Zulkifli.
(baca: Ketua MPR Temui Korban Gusuran di Bukit Duri)
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga melarang keterlibatan aparat untuk melakukan penggusuran.
"Tidak boleh main datang dengan aparat TNI dan Polri," ujar Zulkifli.
Selama bertemu warga korban gusuran di Bukit Duri, Zulkifli banyak mendengar keluhan korban gusuran dan berjanji akan memberi pendampingan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.