JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, merespons adanya ancaman penolakan shalat jenazah kepada individu yang mendukung calon non-muslim pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Dalam keterangan pers hari Sabtu (11/3/2017), Anies tidak membenarkan aksi pengancaman tersebut. Aksi itu juga tidak datang dari tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Menyerukan kepada warga untuk tetap menunaikan seluruh ketentuan hukum dan setiap kewajiban terhadap jenazah, serta menurunkan spanduk ancaman penolakan shalat jenazah," tulis Anies dalam keterangan pers itu.
Anies meminta kepada seluruh relawan pendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bersama dengan warga dan para tokoh atau ulama untuk terlibat langsung dan membantu apabila ada yang mengalami kesulitan dalam pengurusan jenazah.
Dalam keteragan pers itu, Anies juga menyinggung eksploitasi kemiskinan dengan ancaman penghentian program KJP, program PPSU, dan program-program lain. Menurut dia, baik ancaman program tak diteruskan bila petahana tak terpilih serta penolakan shalat jenazah dapat menghasilkan reaksi mengancam pula.
Berbalas ancaman dianggap kian memperkeruh suasana dan makin tidak sehat. Ancaman, kata Anies, membuat warga memberikan suara karena rasa takut. Reaksi ancaman juga akan membuat warga memilih bukan karena harapan perubahan.
"Setiap ancaman diluncurkan, muncul reaksi ancaman balik. Semua ini harus segera dihentikan," kata Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.