Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja yang Tersesat di Belantara Internet

Kompas.com - 17/03/2017, 20:53 WIB

Penangkapan empat tersangka pengelola grup Facebook berisi foto dan video pornografi anak menyingkap realitas getir. Dua tersangka, DF (17) dan SH (16), masih di bawah umur.

Dalam usia belia, mereka ikut mengelola grup Facebook bernama Official Loli Candy's Group. Grup ini berisi ratusan foto dan video pornografi dengan anggota lebih dari 7.000 akun. Di grup itu, pemangsa (predator) berkumpul dan menemukan surga paedofil.

Penampilan SH tidak berbeda dengan remaja putri kebanyakan. Wajahnya polos. Ketika ditemui Kompas, Rabu (15/3), di Markas Polda Metro Jaya, SH mengatakan kenal tiga tersangka lainnya dari media sosial.

Melalui komunikasi yang intens, muncul kedekatan di antara mereka sehingga SH diminta menjadi pengelola grup Facebook itu. "Saya tahu itu grup porno, lalu 30 menit setelah masuk, saya keluar," kata pelajar kelas II SMA itu.

Namun, remaja kurus itu kembali bergabung dengan grup pornografi hanya karena bermain Truth or Dare (ToD) dengan temannya. Aturan permainan ini, pemain yang kalah harus memilih truth (berkata jujur) atau dare (berani menerima tantangan).

"Saya kalah, lalu pilih dare. Tantangannya adalah masuk grup porno selama seminggu. Saya cuma masuk tiga hari lalu keluar, setelah itu masuk lagi karena iseng," katanya.

Menurut SH, sebenarnya ia ingin keluar dari grup pornografi itu, tetapi dibujuk oleh pengelola grup yang lain.

SH memakai uang jajan untuk membeli pulsa internet. "Orangtua tidak pernah tanya saya buka (laman) apa," ujarnya.

Kisah tersangka DF lebih tragis. Remaja pria yang putus sekolah itu pernah menjadi korban pelecehan seksual oleh sesama jenis saat masih SD. "Saya lapor orangtua, tetapi orangtua bilang biarkan. Berdoa agar yang melecehkan kamu kena akibat perbuatannya," kata remaja bertubuh bongsor itu.

Setelah beranjak dewasa, DF justru menjadi predator. Ia juga hobi menikmati tontonan pornografi. DF pernah melakukan pelecehan seksual terhadap enam anak, yaitu keponakan dan anak tetangganya.

"Pacar saya enggak mau saya ajak (berhubungan badan), lalu saya cari anak-anak untuk menghilangkan penasaran," katanya.

DF pernah merekam adegan ketika ia melampiaskan syahwatnya terhadap anak-anak. Para bocah itu tidak menangis karena dilecehkan saat tidur. Kadang DF memberi mereka jajanan agar tidak mengadu.

Wakil Direktur Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Akhmad Yusep Gunawan, Kamis, mengatakan, berkas perkara tersangka DF dan SH sudah dilimpahkan ke kejaksaan. Keduanya di bawah umur sehingga masa penahanan lebih singkat.

SH dan DF bukan cuma pelaku, mereka sesungguhnya termasuk korban. Mereka remaja galau yang masih membutuhkan bimbingan orang dewasa saat memasuki belantara internet. (Wisnu Aji Dewabrata)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Maret 2017, di halaman 28 dengan judul "Remaja yang Tersesat di Belantara Internet".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com