JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono ikut berkomentar soal video pria yang bunuh diri, PI (35), dan disiarkan secara live di media sosial.
Sumarsono menilai hal tersebut tidak etis dan berisiko mengganggu psikologis warga, khususnya anak-anak yang nekat melihat video itu.
"Takut yang buka anak kecil, lalu mereka traumatik, psikologisnya itu berefek loh. Ya, saya kira hal itu sebaiknya tidak dilakukan," ujar Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (20/3/2017).
(Baca juga: Pria yang Bunuh Diri di Jagakarsa Sebelumnya Cekcok dengan Istri)
Sumarsono mengatakan, dia pernah mendengar anak-anak membahas video tersebut. Mereka terdengar ketakutan dengan peristiwa dalam video itu.
Sumarsono khawatir itu akan mengganggu psikologis mereka. Dia meminta masyarakat untuk berhenti menyebarkan video tersebut.
Terkait kasus hukumnya, dia menyerahkan hal itu kepada polisi. "Saya khawatir nanti membahayakan psikologis anak-anak dari pertumbuhan dan perkembangannya," ujar Sumarsono.
Kepolisian sudah memutuskan untuk menutup penyelidikan terhadap kasus kematian PI (35).
Kasus tersebut ditutup setelah polisi memastikan bahwa PI tewas karena gantung diri di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
"Ternyata setelah itu diketahui benar-benar buktinya itu di HP, tali, itu kan bukan ada pidananya, kami tidak bergerak secara hukum karena ini bunuh diri," kata Kanit Reskrim Polsek Jagakarsa Iptu Sofyan.
(Baca juga: Polisi Tutup Kasus Pria Bunuh Diri di Jagakarsa)
Sofyan mengatakan bahwa sejumlah saksi telah diminta memberikan keterangan terkait kasus bunuh diri yang didokumentasikan secara live di media sosial tersebut.
Sebelum lompat dari kursi dan gantung diri, PI sempat mengucapkan kata-kata yang berisi tentang kekecewaan dia pada rumah tangganya.
PI yang telah tewas ditemukan oleh putrinya yang berusia 13 tahun. PI meninggalkan lima anak dan istrinya DF (33). Dia dimakamkan di TPU Jeruk Purut pada Sabtu (18/3/2017).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.