JAKARTA, KOMPAS.com - Bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dipasang di sekitar acara yang didatangi calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Selasa (21/3/2017).
Namun, bendera kuning juga dipasang satu tiang dengan bendera PDI-P itu. Anggota polisi dari Polres Jakarta Barat mencabut bendera-bendera kuning itu saat Djarot tiba. Namun, Djarot tampak tidak menyadari keberadaan bendera itu.
Dia baru menyadarinya setelah ditanya oleh awak media.
"Enggak ada yang nolak, bendera kuning kan bisa macam-macam, bisa Partai Golkar, bisa orang meninggal dunia," ujar Djarot.
Adapun, bendera kuning biasanya dipasang sebagai tanda ada warga yang sedang meninggal dunia. Djarot tidak tahu apakah pemasangan bendera tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap kehadirannya.
Meski demikian, Djarot mencoba berpikiran positif mengenai bendera-bendera itu.
"Kuning itu baik, kuning itu tanda kemakmuran," ujar Djarot.
Djarot juga bersyukur acaranya di lingkungan itu berlangsung lancar. Pada acara itu, Djarot makan nasi liwet bersama para pendukungnya.
Djarot mengatakan dia juga sudah memberi pesan terhadap pendukungnya. Djarot meminta para pendukung tidak membalas penolakan-penolakan itu.
"Marilah kita saling menghargai satu sama lain, kalau ada pihak sebelah melakukan kegiatan jug jangan diganggu, tapi tolong diamankan," ujar Djarot.
"Kalau kita diganggu-ganggu sudah biasa, dari dulu diganggu ya kita jalan terus, enggak apa-apa," kata Djarot.
Kepala Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Roycke Langie mengatakan memang ada warga meninggal di kawasan itu. Namun, lokasinya agak jauh dari lokasi kampanye Djarot. Roycke mengatakan keberadaan bendera-bendera itu dikhawatirkan memberi asumsi negatif berbagai pihak.
"Maka kita turunkan supaya tidak ada persepsi lain," ujar Roycke. (Baca: Dibilang Kafir, Djarot Sebut Artinya Kangen Farida...)
Selain itu, Roycke juga melihat keberadaan bendera kuning yang setiang dengan bendera PDI-P tidak etis. Dari segi estetika, kata Roycke, hal itu tidak enak dilihat. Oleh sebab itu polisi sigap menurunkan bendera-bendera kuning.
Roycke tidak tahu pasti alasan dibalik pemasangan bendera kuning itu. Dia juga membantah bahwa itu adalah upaya penolakan dari warga. Roycke mengatakan hal paling penting adalah kampanye Djarot di sana berjalan lancar.
"Namanya politik kan bisa bisa saja, yang penting kan kegiatan itu sendiri tidak terganggu," ujar Roycke.