Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Dorong Rumah Sakit Tipe A Dibangun di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 22/03/2017, 19:44 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anggota Lembaga Bantuan Kesehatan Masyarakat (LBKM) Kepulauan Seribu, Sahlan, berharap agar Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono bisa menyediakan rumah singgah bagi para pasien yang berasal dari Kepulauan Seribu. Sahlan menyampaikan permintaan itu saat Sumarsono hadir pada pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Muserenbang) Kepulauan Seribu, di Kantor Bupati Kepulauan Seribu, Rabu (22/3/2017).

Sahlan menjelaskan bahwa saat ini LBKM masih menyewa sebuah rumah untuk dijadikan rumah singgah bagi masyarakat yang sedang berobat ke Jakarta. Biaya sewa rumah singgah yang berlokasi di dekat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng tersebut ditanggung oleh masyarakat.

Setiap tahun, LBKM harus membayar biaya sewa rumah sebesar Rp 125 juta. Daya tampung rumah sebanyak 30 orang tersebut dinilai tak mencukupi untuk menampung warga dari Kepulauan Seribu yang sedang menginap untuk menunggu giliran pengobatan. Bahkan, lanjut Sahlan, sering keluarga pasien terpaksa harus tidur hanya beralaskan tikar di teras rumah.

Rumah singgah yang disediakan Pemprov DKI di Jalan Gunung Sahari dinilai lokasinya sangat jauh dari rumah sakit rujukan. Sahlan berharap agar Pemprov DKI menyediakan rumah singgah yang layak. Paling tidak, Pemprov DKI membeli rumah singgah yang saat ini tengah disewakan.

"LBKM meminta agar rumah singgah yang ada saat ini dipermanenkan. Kasihan mereka harus tidur di teras pakai tikar. Tempatnya sudah tidak cukup. Bisa saja pasien itu harus menginap selama sebulan di sana," ujar Sahlan.

Namun, Sumarsono ingin agar fasilitas kesehatan di Kepulauan Seribu meningkat sehingga warga yang sakit tak perlu dirujuk ke luar pulau. Sumarsono mengatakan, Pemprov DKI akan mendorong agar semakin banyak rumah sakit tipe A dan B dibangun di Kepulauan Seribu. Dengan meningkatnya fasilitas kesehatan, biaya transportasi warga juga bisa berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com