JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Populi Center, Usep S Ahyar menilai, lebih banyak dampak negatif dari kampanye pilkada di Jakarta. Karena itu, kata dia, semakin lama masa kampanye malah makin memperkeruh suasana.
Usep mengatakan, seharusnya kampanye pilkada merupakan arena pendidikan politik bagi masyarakat. Namun pada realitasnya, kampanye justru dijadikan ajang pertengkarang oleh para pendukung pasangan calon.
"Di Jakarta kampanye itu sama dengan perkelahian, memperpanjang kampanye sama saja memperpanjang perkelahian," kata Usep dalam sebuah diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/3/2017).
Usep menambahkan, kondisi intoleransi di Jakarta saat ini cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan hasil survei Populi Center, 71 persen warga Ibu Kota menilai intoleransi sudah dalam taraf mengkhawatirkan.
Menurut Usep, penyumbang terbesar intoleransi berasal dari masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat ini, kata dia, kampanye tidak lagi memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.
"Yang ada malah masyarakat makin intoleran dengan memainkan isu SARA yang mengkhawatirkan," ucap dia.
Usep mengemukakan, pada saat kampanye hoax semakin bertebaran. Bahkan, isu SARA semakin dipermainkan oleh sebagian pihak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.