Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarsono: Saya Kira Tak Ada Daerah yang Setransparan Jakarta

Kompas.com - 27/03/2017, 14:57 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubrenur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, Pemprov DKI merupakan provinsi dengan transparansi paling baik dibanding provinsi lain di Indonesia.

Sumarsono yang juga menjabat sebagai Dirjen Otonomi Daerah (Orda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini menyampaikan, hal itu terlihat dari akses informasi Pemprov DKI yang terbuka.

Masyarakat, lanjut Sumarsono, bisa mengakses seluruh kegiatan hingga data berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta di sejumlah situs web resmi Pemprov DKI.

(Baca juga: Benarkah Pemprov DKI Belum Jalankan "Open Governance"?)

Selain keterbukaan data, Sumarsono mengatakan, Pemprov DKI terbuka terhadap usulan serta keluhan warga melalui aplikasi pengaduan Qlue.

"Setahu saya sebagai Dirjen Orda melihat perkembangan daerah di Indonesia, saya kira tidak ada daerah lain yang setransparan Jakarta," ujar Sumarsono di Jakarta Pusat, Senin (27/3/2017).

"Anda bisa akses namanya gubernur pimpin rapim saja besok hari itu bisa akses di Berita Jakarta, di YouTube dan seterusnya. Saya kira sangat open," kata dia.

Sumarsono menyampaikan hal ini dalam menanggapi pernyataan calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang menyebutkan bahwa Pemprov DKI belum melakukan open governance (tata kelola yang terbuka).

Sumarsono menambahkan, dalam teori pemerintahan, tidak ada kebijakan yang bernama "open governance", tetapi yang ada adalah "good governance (tata kelola yang baik)".

Good governance memiliki 10 prinsip, tiga di antarantya ialah akuntabilitas, transparansi, dan partispasi.

"Mungkin yang dimaksud open governance Pak Anies adalah aspek transparansi di dalam clean governance yang transparan," ujar Sumarsono.

Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, sebelumnya berpendapat, Jakarta selama ini hanya menerapkan sistem good governance (tata kelola yang baik) yang dia sebut sebagai pendekatan lama.

Menurut Anies, Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, belum memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan di Jakarta.

(Baca juga: Anies Diminta Cuti Sehari untuk Cari "Open Governance" di Pemprov DKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com