Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Baca Panter yang Digusur Menanti Niat Baik dari Pemkot Depok

Kompas.com - 27/03/2017, 21:47 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Pengelola rumah baca Paguyuban Terminal (Panter) di Terminal Depok ingin jajaran Pemerintah Kota Depok mengajak mereka berdiskusi untuk membahas mengenai nasib rumah baca Panter.

Seperti diketahui, rumah baca Panter kini sudah digusur menyusul adanya rencana revitalisasi Terminal Depok.

Ketua paguyuban Terminal Depok, Agus Kurnia mengatakan sampai dengan saat ini tidak ada jajaran Pemkot Depok yang mengajak mereka berdiskusi untuk membahas nasib rumah baca Panter.

"Kalau memang ke Dinas Pendidikan? ada kesempatan untuk ngobrol kapan. Kalau sekonyong-konyong datang ke sana kan agak bingung saya. Tapi ketika Dinas Pendikan tanpa harus diminta mereka mengetahui, ada rada ingin mengajak ngobrol, kan lebih bagus," kata Agus saat ditemui Kompas.com, Senin (27/3/2017).

 

Baca: Sejak Rumah Baca Panter Digusur, Anak Jalanan Jadi Liar Kembali

Agus berharap perhatian Pemkot Depok kepada Panter sama seperti perhatian yang diberikan ke sekolah Masjid Terminal.

Menurut Agus, Pemkot Depok sudah beberapa kali menemui pengelola sekolah Masjid Terminal (Master) untuk membahas mengenai sekolah tersebut yang juga terkena dampak revitalisasi Terminal Depok.

Agus mengatakan baik sekolah Master maupun rumah baca Panter memiliki keterkaitan. Keduanya sama-sama berupaya mendidik anak jalanan agar punya bekal menuju kehidupan yang lebih baik. Yang membedakan adalah sekolah Master memiliki pola pengajaran yang mirip sekolah formal.

"Ketika anak yang mau sekolah, kita arahkan ke sana. Tapi ketika anak itu enggak mau sekolah, tapi dia pengin pinter ya belajar di sini," ucap Agus.

 

Baca: Pemkot Depok Janji Carikan Lahan Pengganti untuk Rumah Baca Panter

Sebagian besar bangunan rumah baca Panter yang berada di dalam Terminal Depok diketahui digusur pada 2014 silam terkait adanya rencana proyek revitalisasi Terminal Depok.

Sebelumnya, rumah baca tersebut terdiri dari tiga bangunan warung berukuran sekitar 5x5 meter yang digabungkan. Kini, hanya tersisa satu gubuk kecil terbuat dari bambu dengan luas 5x5 meter.

Menurut Agus, penggusuran yang terjadi terhadap rumah baca Panter menimbulkan dampak negatif terhadap anak-anak jalanan yang dulunya aktif beraktivitas di tempat tersebut.

 

Baca: Ketulusan Hati Pendiri Rumah Baca Panter

Sebab, kini banyak di antara mereka yang kembali ke kehidupan lamanya. Hal itulah yang diinginkan Agus sangat ingin dibicarakannya dengan jajaran Pemkot Depok.

"Tentunya kita minta petunjuk dan arahan dari mereka yang membidangi. Karena jujur aja kita prihatin ada kepeduliaan kita terhadap anak jalanan. Karena setelah kita dekatin mereka, mereka terbuka. Sebetulnya mereka pengin punya bapak. Nah dengan hal ini saya minta petunjuk dan arahan kepada orang yang bisa diajak bicara," kata Agus.

Kompas TV Pemulung di Palu Ini Dirikan Rumah Baca
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com