JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak bisa menyenangkan semua pihak terkait kebijakan-kebijakan yang mereka buat.
Ia menyebut kritik terhadap suatu kebijakan akan selalu ada. "Tidak semua kebijakan pemerintah itu memuaskan semua pihak," ujar Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (4/4/2017).
(Baca juga: Ciliwung Merdeka Sebut Pemindahan Korban Gusuran ke Rusun Hanya Propaganda Politik)
Sumarsono menyampaikan hal tersebut dalam menanggapi Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi yang menilai pemindahan warga bantaran kali ke rumah susun hanya propaganda politik.
Sumarsono mengatakan, persoalan banjir memang harus diselesaikan dengan cara normalisasi. Menurut dia, normalisasi sungai dilakukan untuk kepentingan rakyat.
Sebagian masyarakat, kata dia, juga mendukung kebijakan ini. "Kalau ada satu yang engggak puas, itu persoalan sosialisasi dan pendekatan saja. Tidak mungkin 100 persen puas," ujar Sumarsono.
Sandyawan sebelumnya membeberkan data temuan Ciliwung Merdeka mengenai banyaknya warga asli bantaran Kali Ciliwung di Bukit Duri.
Kata dia, banyak warga asli yang tidak mendapatkan unit hunian di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Rawa Bebek.
Terkait itu, Sumarsono mengatakan, urusan relokasi warga Bukit Duri sudah beres dan sudah disepakati warga. Kegiatan normalisasi pun akan terus dilakukan.
Menurut dia, masih ada lahan yang proses normalisasinya belum selesai, yaitu lahan di sekitar Bukit Duri sampai Manggarai.
"Itu harus tuntas dan baru kita bisa mengatakan Jakarta akan kering, bebas banjir," ujar Sumarsono.
(Baca juga: Ciliwung Merdeka Perlihatkan Video Ahok Janji Tak Gusur Bukit Duri)
Sebelumnya, Sandyawan juga menyebut pemindahan warga bantaran kali ke rumah susun hanya propaganda politik.
Dia menuding ada upaya untuk memanipulasi data dan fakta yang dilakukan secara masif dan sistematis.
"Propaganda sering kali melibatkan pemerintah, warga, dan golongan berpengaruh untuk mencapai tujuan strategis. Jadi propaganda itu pesan untuk memengaruhi pikiran masyarakat, membentuk persepsi, dan memanipulasi pikiran untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda," ujar Sandyawan.