JAKARTA, KOMPAS.com - Sambil duduk santai di bawah pohon dan mencoba menghindari teriknya matahari di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (4/4/2017), koordinator "pasukan kuning" Grup I Kecamatan Senen Rohiyat menceritakan kesulitan yang sering mereka hadapi saat bertugas.
Pasukan kuning merupakan petugas dari Dinas Bina Marga DKI Jakarta yang bertugas memperbaiki jalan dan trotoar di Ibu Kota.
Rohiyat mengatakan, salah satu masalah yang sering ditemui pasukan kuning yaitu banyaknya kabel optik yang terpasang sembarangan di gorong-gorong.
Tumpukan kabel tersebut menyulitkan mereka untuk memperbaiki gorong-gorong yang rusak.
(Baca juga: Mengenal Lebih Jauh "Pasukan Kuning" dari Dinas Bina Marga DKI)
Menurut dia, kabel optik yang terpasang sembarangan itu sering ditemukan di kawasan Senen, Jakarta Pusat.
Belum lagi, lanjut Rohiyat, para tukang yang terkesan asal-asalan saat mereka membuka trotoar dan menutupnya kembali. Sering pula trotoar itu hancur akibat perbaikan kabel.
"Itu kalau ada kabel optik kan susah ngerjainnya, kami takut kesetrum. Belum lagi itu tukangnya asal-asal, kadang main tutup, tetapi pakai kaki," ujar Rohiyat.
Anggota pasukan kuning lainnya menceritakan tentang lambatnya ketersediaan material bangunan, seperti semen, untuk memperbaiki jalan.
Ia telah meminta bahan bangunan kepada Suku Dinas Bina Marga Jakarta Pusat. Namun, menurut dia, respons dari Suku Dinas Bina Marga Jakarta Pusat cenderung lambat.
Meski demikian, hal ini tak membuat para petugas meninggalkan pekerjaan. Para petugas tetap menunaikan tugas dengan material seadanya.
Para petugas juga mengeluhkan gaji mereka yang terlambat. Anggota pasukan kuning yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan, sejak Januari lalu, mereka sering mendapatkan gaji di atas tanggal 4.
Biasa mereka sudah menerima gaji sebelum tanggal 4. Bayaran yang mereka terima sesuai dengan upah minimum regional.
"Gaji ini telat terus. Enggak tahu kenapa. Sejak Januari lalu kami sudah sampaikan ke Sudin Bina Marga (Jakarta Pusat), mereka bilang diusahakan (agar tidak telat)," ujar dia.
(Baca juga: Pemprov DKI Juga Punya "Pasukan Kuning", Apa Tugas Mereka?)
Ia mengatakan, hambatan itu tak menghalanginya untuk bekerja. Laki-laki ini mengaku tetap senang menjadi anggota pasukan kuning karena pekerjaan itu dijalaninya dengan ikhlas.
"Kadang ada lelah, ada jenuhnya, tetapi saya ikhlas dan enggak pernah ngeluh," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.