JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjawab pernyataan calon gubernur DKI soal Anies Baswedan yang menyebut bahwa kemiskinan di DKI sudah ekstrem.
Menurut Djarot, angka kemiskinan di Ibu Kota justru paling rendah Jika dibandingkan dengan daerah lain se-Indonesia,
"Kemiskinan di Jakarta paling rendah se-Indonesia. Angkanya 3,5 persen," kata Djarot, saat dimintai tanggapannya disela kampanyenya di Penggilingan, Jakarta Timur, Selasa (4/4/2017)
Djarot mengatakan, masalah di Jakarta bukan soal kemiskinan, tapi kesenjangan yang makin tinggi antara yang kaya dan miskin.
"Bukan masalah kemiskinannya, kesenjangan makin tinggi karena orang super kaya ada di sini. Banyak, yang miskin juga banyak. Jadi gabung ya pasti sangat ekstrem. Biaya hidupnya juga tinggi," ujar Djarot.
Menurut Djarot, untuk mengatasi kesenjangan sosial, maka saat memimpin Jakarta pihaknya melakukan subsidi, dari pajak mereka yang kaya untuk diberikan kepada warga yang tidak mampu.
"Supaya apa, supaya biaya hidup mereka akan turun. Apa yang kita bisa subsidi langsung, transportasi, kemudian sembako, pendidikan, kesehatan. Ini kan upaya untuk mempersempit kesenjangan sosial," ujar Djarot.
Menurut Djarot, upaya-upaya tersebut untuk mempersempit kesenjangan sosial. Termasuk pihaknya menciptakan lapangan kerja di Jakarta.
Djarot mengatakan, kesenjangan sosial di Jakarta rasionya 0,41. Rasio ini menurutnya hampir sama dengan rasio di kota besar lainnya.
Djarot punya target untuk menurunkan rasio kesenjangan sosial di Jakarta hingga 0,38. Rasio yang diturunkan itu menurutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Caranya apa, caranya begitu. Memberikan subsidi kepada warga yang tidak mampu, memberikan jaminan modal dan lapangan kerja bagi mereka," ujar Djarot.