JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, berencana untuk mengerahkan banyak relawan berbaju kotak-kotak pada hari pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada 19 April 2017.
Langkah itu untuk mengantisipasi adanya intimidasi dari pihak-pihak yang tidak ingin Ahok-Djarot memenangkan Pilkada DKI 2017.
"Saya dan teman-teman akan menambah orang juga. Supaya kotak-kotaknya banyak di depan TPS," kata koordinator relawan Ahok-Djarot untuk kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Nico Siahaan, Rabu (5/4/2017).
Ia menyampaikan hal itu saat Djarot menemui para relawannya di kawasan Lebak Bulus. Pada kesempatan itu, Nico memprediksi akan ada upaya untuk mengintimidasi warga pemilih Ahok-Djarot pada 19 April nanti.
"Akan ada intimidasi tanggal 19 nanti. Mereka akan berkumpul di depan TPS, membuat pemilih-pemilih kita segan bahkan balik badan karena takut diintimidasi," ujar Nico.
Djarot mengimbau agar relawan yang bertugas menjadi saksi di TPS untuk datang sebelum dibukanya TPS. Selama berada di TPS, Djarot meminta saksi untuk tidak takut menghadapi intimidasi.
Djarot juga meminta agar para saksi berani bersikap seperti mengecek setiap pemilih yang datang.
"Jadi saksi juga harus mengabsen. Jangan saksinya kemudian malam keluyuran, siang ngantuk, di TPS tidur," kata Djarot.