Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GP Ansor Identifikasi 47 Lokasi Rawan Intimidasi terhadap Pendukung Ahok-Djarot

Kompas.com - 07/04/2017, 18:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gerakan Pemuda Ansor mengidentifikasi 47 lokasi di Jakarta yang dinilai rawan terjadi intimidasi terhadap pendukung pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, pada hari pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI 2017.

Ketua GP Ansor DKI Jakarta Abdul Azis mengatakan, ke-47 lokasi yang diidentifikasi rawan intimidasi itu tersebar masing-masing di 21 lokasi di Jakarta Selatan, 16 lokasi di Jakarta Timur, dan 10 lokasi di Jakarta Utara.

Menurut Azis, informasi mengenai lokasi yang teridentifikasi rawan intimidasi itu didapat mengacu terhadap pengalaman yang diperoleh GP Ansor saat mengadakan kegiatan.

"Kalau di Jaksel di Mampang, Tegal Parang. Pernah ketika Ansor mau bikin pengajian ditolak. Dengan alasan Ansor mendukung calon penista agama," kata Azis, saat ditemui di Kantor GP Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).

(baca: Ahok Dijuluki "Sunan Kalijodo" oleh Ketua GP Ansor)

Dalam upaya mengantisipasi terjadinya intimidasi tersebut, Azis menyatakan pihaknya akan membuat posko di tiap lokasi. Nantinya di tiap posko akan ditempatkan sejumlah anggota Banser.

"Alhamdulillah dengan kepolisian sudah sinergi. Gimana teman di lapangan minimalkan keluhan dan aduan dari masyarakat. Kami akan kawal. Kawal ketika ada yang mengintimidasi ketika ada pemilih Pak Ahok milih dua, Banser siap mengawal," ujar Azis.

(baca: GP Ansor: Kami Tolak Cagub yang Didukung Kelompok Radikal)

Kompas TV Ahok Djarot Bicara Soal Elektabilitas Menurun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com