Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKPP: Ketua KPU DKI Kurang Punya "Sense of Politics"

Kompas.com - 07/04/2017, 20:37 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menilai Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno kurang memiliki kepekaan politik sebagai penyelenggara pemilu. DKPP menyatakan hal tersebut terkait dengan pemasangan foto Aksi 212 sebagai foto profil Sumarno di WhatsApp beberapa waktu lalu.

"Pencantuman gambar Aksi 212 sebagai profile picture teradu satu (Sumarno) menunjukkan teradu satu kurang sense of politics," ujar anggota DKPP Nur Hidayat Sardini dalam sidang putusan di Kantor DKPP, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).

Lihat juga: Cerita Ketua KPU DKI tentang Profil WA yang Gunakan Foto Aksi 212

Dalam persidangan sebelumnya, Sumarno menyatakan pemasangan foto Aksi 212 tersebut semata karena nilai estetika. Sumarno melihat aksi tersebut tidak berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta. Soalnya, Presiden RI Joko Widodo juga hadir di sana dan menyatakan aksi tersebut sebagai doa bersama.

DKPP menilai, sebagai penyelenggara pemilu, Sumarno seharusnya bisa melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat menggunakan mata lahiriah tetapi dapat dilihat secara batiniah, serta murni menilai aksi tersebut sebagai doa bersama.

"Menggunakan mata batin itulah yang kurang didayagunakan teradu satu dalam konteks Aksi 212. Keberadaan Presiden dalam shalat Jumat berjemaah dalam Aksi 212 tidak lantas dapat menjadi justifikasi bahwa unjuk rasa yang dikemas dalam doa bersama tersebut sepenuhnya terbebas dari unsur politis," kata Nur Hidayat.

Sebagai penyelenggara pemilu, kata DKPP, Sumarno seharusnya memiliki kemampuan meraba, memprediksi, dan mengetahui hal yang akan terjadi.

 DKPP juga menilai Sumarno seharusnya berhati-hati dalam menjalankan tugasnya, termasuk saat bertemu secara tidak sengaja dengan calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat pemungutan suara ulang (PSU) di TPS 29 Kalibata pada 19 Februari 2017. Sebab, hal tersebut berpotensi menimbulkan salah sangka dan konflik kepentingan.

"DKPP menganggap perlu memberikan saran, nasihat, kepada teradu satu untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyelenggara pemilu," kata Nur Hidayat.

DKPP tidak menyatakan pemasangan foto Aksi 212 sebagai foto profil dan pertemuan Sumarno dengan Anies itu sebagai pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu. Sumarno hanya dinyatakan melanggar kode etik dalam kasus molornya rapat pleno penetapan pasangan calon pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

Baca juga: DKPP: Ketua KPU DKI Melanggar Kode Etik Penyelenggara Pemilu

Sementara itu, Sumarno menyebut kepekaan politik yang disampaikan DKPP dalam persidangan menjadi pesan dan pembelajaran untuk dirinya.

"Sense of politics itu memang harus ditingkatkan karena memang kami kerja di (lingkungan) berbagai kepentingan politik yang sangat beragam," kata Sumarno seusai persidangan.

Baca juga: Ketua KPU DKI Terima Putusan DKPP soal Pelanggaran Kode Etik

Kompas TV Relawan pendukung pasangan calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat melaporkan Ketua KPU Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com