Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawa Lio Tak Mampu Tampung Air, Permukiman di Depok Dilanda Banjir

Kompas.com - 11/04/2017, 14:32 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (10/4/2017) sore kemarin menyebabkan beberapa wilayah di kawasan itu terendam banjir. Salah satu wilayah yang terendam adalah Kampung Lio, Pancoran Mas, Depok.

Menurut keterangan Handah, warga Kampung Lio RT 04/13, Pancoran Mas, ketinggian air di kawasan tersebut mencapai 30-40 sentimeter. Air tersebut mulai masuk ke rumahnya pada sekitar pukul.16.00 WIB.

"Aduh Mas di sini mah hampir setiap hujan deras pasti banjir. Lihat aja sampai sekarang belum surut rumah saya," kata Handah kepada Kompas.com di rumahnya Selasa (11/4/2017) siang.

Handah mengatakan, rumahnya tergenang banjir karena Rawa Lio tak dapat lagi menampung air. Rawa tersebut merupakan tempat penampungan air bagi warga sekitar.

"Jadi air dari mana-mana masuknya ke Rawa Lio. Kalau Rawa Lionya luber, pasti banjir rumah saya," kata dia.

Rumah Handah sendiri sampai Selasa siang masih digenangi air setinggi 10 sentimeter. Dia menjelaskan, selama Rawa Lio belum surut, air tetap akan menggenangi rumahnya.

"Kalau dikuras sekarang bikin capai doang Mas. Kalau air Rawa Lio belum mengalir percuma, apalagi cuaca sudah mendung begini," kata Handah.

Hal itu dibenarkan tetangga Handah, Ariyanti. Menurut keterangan penjual bensin eceran itu, kemarin sore ruas Jalan Lio tergenang banjir. "Kemarin sore jalanan sampai kayak kali Mas," kata dia.

Menurut Ariyanti, banjir di kawasan tersebut juga karena saluran air dipenuhi endapan lumpur dan sampah.

"Lihat aja tuh airnya enggak jalan. Pemkot (Depok) sudah lama enggak ada tindakannya, paling warga kadang-kadang suka kerja bakti bersihin sampah di got," ujar dia.

Meski kerap dilanda banjir, Handah dan Ariyanti mengaku tidak pernah mengungsi.

Keduanya berharap Pemerintah Kota Depok memberi solusi atas masalah banjir yang kerap melanda kawasan tersebut.

"Ya mungkin rawanya dibersihin atau saluran airnya rutin dibersihkan sama petugas," kata Ariyanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com