Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Penyelundupan Sabu 2,6 Kilogram dalam Koper Dikendalikan dari Lapas

Kompas.com - 12/04/2017, 18:51 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kasat Narkoba Polresta Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Martua Raja Silitonga menyampaikan, ada peran narapidana dari dua lembaga pemasyarakatan (lapas) di Jakarta dalam kasus penyelundupan narkoba jenis sabu melalui Bandara Soekarno-Hatta, Senin (3/4/2017) lalu.

Kasus ini bermula saat petugas Bea Cukai memergoki CG, warga negara Jerman yang menyelundupkan sabu melalui koper yang dimodifikasi.

CG terbang dari Doha dengan Qatar Airlines menuju Bandara Soekarno-Hatta dengan 22 paket sabu seberat 2,65 kilogram yang dimasukkan ke dalam rongga rangka koper hasil modifikasi.

"Warga negara Jerman ini masuk dalam pengedar narkoba jaringan Nigeria yang ikut dikontrol oleh narapidana. Dari 14 tersangka yang diamankan dalam kasus ini, limanya narapidana," kata Martua kepada Kompas.com, Rabu (12/4/2017).

(Baca juga: Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Penyelundupan Sabu dalam Koper)

Martua tidak menjelaskan lebih lanjut identitas narapidana yang dimaksud.

Namun, Martua menyampaikan bahwa lima narapidana yang terlibat ini dapat dengan leluasa mengendalikan peredaran hingga alur penjualan sabu menggunakan alat komunikasi di dalam lapas.

"Sabu tersebut juga dipesan dari napi di dalam lapas," tutur Martua. Lima narapidana ini disebut berbeda kelompok, meski masih tergabung dalam jaringan yang sama, yakni jaringan Nigeria.

(Baca juga: Melawan Saat Ditangkap, Pemasok 15 Kg Sabu dari Malaysia Ditembak Mati)

Terkait kasus ini, polisi menyita sejumlah ponsel yang digunakan sebagai alat komunikasi.

Komunikasi dengan anggota jaringan di Nigeria dilakukan melalui media sosial, sedangkan untuk jaringan di dalam negeri, termasuk dengan para kurir dan penimbang sabu, melalui sambungan telepon dan pesan singkat.

Para tersangka dikenakan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Megapolitan
Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Megapolitan
Cuti Lebaran Usai, Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Hari Ini

Cuti Lebaran Usai, Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Hari Ini

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Viral Video Bocah Terperosok ke Celah Peron Stasiun Manggarai, KCI: Terdorong Penumpang Lain

Viral Video Bocah Terperosok ke Celah Peron Stasiun Manggarai, KCI: Terdorong Penumpang Lain

Megapolitan
Enggan Pulang, Sejumlah Pengunjung Terpesona Pertunjukan Air Mancur di Ancol

Enggan Pulang, Sejumlah Pengunjung Terpesona Pertunjukan Air Mancur di Ancol

Megapolitan
Hingga Senin Malam, Pengunjung Ancol Sentuh Angka 57.200 Orang

Hingga Senin Malam, Pengunjung Ancol Sentuh Angka 57.200 Orang

Megapolitan
Dianiaya gara-gara Tolak Pinjamkan KTP untuk Pinjol, Istri di Tebet Bakal Gugat Cerai Suami

Dianiaya gara-gara Tolak Pinjamkan KTP untuk Pinjol, Istri di Tebet Bakal Gugat Cerai Suami

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com