JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, acara debat publik KPUD DKI Jakarta menghadirkan sesi debat khusus antar-cawagub DKI Jakarta, yaitu antara Djarot Saiful Hidayat dan Sandiaga Uno pada Rabu (12/4/2017).
Moderator debat, Ira Koesno, mempersilakan Sandi menyampaikan terlebih dahulu pertanyaannya untuk Djarot.
"Pak Djarot, di sini lebih dari empat komunitas yang hadir, juga banyak warga jakarta yang sekarang H2C, harap-harap cemas, karena sebentar lagi mau masuk Lebaran dan biasanya harga bahan pangan itu melonjak tinggi," kata Sandi kepada Djarot dalam debat cagub-cawagub, Rabu malam.
(Baca juga: Menurut Sandiaga, Ada Tiga Masalah Utama soal Modal Usaha)
Sandi melanjutkan, saat masih menjadi bakal calon gubernur dan belum berpasangan dengan Anies Baswedan, dia mendapati harga cabai masih Rp 50.000 per kilogram.
Kini, menurut dia, harga cabai justru jadi fluktuatif, bahkan pernah mencapai angka Rp 200.000 per kilogramnya.
"Warga mengeluh, UMKM mengeluh, komunitas-komunitas mengeluh, warga-warga di garis batas (kemiskinan) mengeluh, karena Pemprov belum bisa menghadirkan solusi untuk harga yang terjangkau, khususnya harga sembako," tutur Sandi.
Ia pun bertanya, bagaimana strategi Djarot menghadapi kondisi seperti itu.
(Baca juga: Djarot: OK OCE Mart Butuh Dana Rp 200 Juta, Bagaimana UMKM Bisa Dapat?)
Djarot menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta punya sejumlah BUMD, seperti Food Station dan PD Dharma Jaya, yang difungsikan untuk mengendalikan harga sembako.
"BUMD kita, perusahaan untuk menjadi distributor melawan para tengkulak-tengkulak, para mafia-mafia daging, dan sebagainya. Saya yakin bahwa harga bisa kita kendalikan dengan sistem seperti itu," ujar Djarot.