Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Djarot dan Sandiaga soal Penyusunan KUA-PPAS

Kompas.com - 12/04/2017, 23:29 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilih dua, Djarot Saiful Hidayat, menanyakan perihal penyusunan kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas plafon anggaran sementara (PPAS) DKI Jakarta kepada calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilih tiga, Sandiaga Uno.

Pertanyaan itu disampaikan dalam segmen debat antar-cawagub pada Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

Djarot menanyakan, seandainya terpilih sebagai Wakil Gubernur DKI, bagaiamana cara Sandiaga membantu Gubernur DKI menyusun KUA-PPAS.

"Pak Sandi yang baik, wagub itu tugasnya bukan hanya sekedar ban serap tapi betul-betul mem-backup gubernur supaya ada satu kesatuan. Bagaimana cara Pak Sandi untuk membantu gubernur menyusun KUA-PPAS," ujar Djarot saat debat Pilkada DKI Jakarta, Rabu (12/4/2017).

Sebelum menjawab pertanyaan itu, Sandiaga sempat berbalik bertanya soal kepanjangan dari KUA-PPAS.

"KUA-PPAS itu apa ya Pak? Supaya pemirsa di rumah tahu," ujar Sandiaga.

Djarot menyampaikan bahwa yang ditanyakannya mengenai penyusunan kebijakan umum anggaran.

(Baca juga: Kata Sandiaga, Berkat Diprovokasi Djarot, Ia Bisa Hadirkan Solusi untuk UMKM)

Sandiaga menyampaikan, dia dan Anies telah membagi tugas sesuai dengan pengalaman masing-masing.

Sandiaga akan fokus untuk bidang ekonomi dan infrastruktur, sedangkan Anies di bidang institusi dan pengembangan sumber daya manusia.

Sandiaga mengatakan, dia memiliki latar belakang sebagai pengusaha yang telah mengelola berbagai bidang usaha.

Ia mengaku usaha yang dikelolanya maju karena penyusunan anggaran yang baik. Sandiaga mengatakan, dia akan melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan saat mengelola usahanya itu.

"Kami akan memastikan keuangan kami untuk menyusun anggaran itu kami rumuskan dengan baik dan dipastikan anggaran terserap dengan baik dan memberikan laporan yang wajar tanpa pengecualian," ujar Sandiaga.

Mendengar pernyataan itu, Djarot mengatakan bahwa mengelola anggaran di pemerintahan berbeda dengan mengelola anggaran perusahaan.

Penyusunan KUA, lanjut Djarot, dirumuskan dan diajukan terlebih dulu kepada dewan, sedangkan PPAS merupakan penjabaran dari KUA.

"Untuk itu harus rapat-rapat dengan SKPD. Bagaimana Pak Sandi bisa betul-betul menajamkan bahwa itu bisa diwujudkan dengan baik?" tanya Djarot lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com