JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyatakan tugasnya bersama pasangannya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memimpin Jakarta salah satunya untuk mengamankan uang rakyat.
Hal ini disampaikan Djarot dalam acara pengajian dan silaturahmi anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar yang diselenggarakan di rumah Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono, di Cipinang Cimpedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (13/4/2017).
Djarot menanggapi pernyataan Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Dave Laksono, yang menyebut triluan uang rakyat telah diselamatkan di bawah kepemimpinan Ahok dan Djarot di DKI.
"Pak Dave beliau sudah bilang, tugas kami mengamankan uang rakyat. Supaya tidak dikorupsi," kata Djarot, di lokasi acara, Kamis sore.
Baca: Djarot: Nelayan Berhak Hidup Baik di Teluk Jakarta
Sehingga Djarot mengatakan, dana APBD DKI yang dijaga agar tidak dikorupsi itu bisa diterima rakyat.
Ia mencontohkan bentuknya seperti program KJP yang kini sudah dinikmati 750.000 penerima KJP di DKI. Kemudian pihaknya juga mensubsidi Transjakarta agar lansia, penghuni rusun, buruh bergaji UMR, TNI Polri berseragam yang naik Transjakarta bisa gratis.
Kemudian untuk warga DKI yang memakai BPJS juga dana APBD yang diberikan menurutnya mencapai Rp 800 miliar. Djarot mengatakan, ia dan Ahok bisa menyalurkan APBD ke program tadi karena bisa menyelamatkan uang rakyat.
"Kenapa bisa, karena uang rakyat kita selamatkan, dan kembalikan ke rakyat," ujar Djarot.
Djarot kemudian menceritakan kejadian dirinya dengan Ahok sempat berselisih dengan DPRD DKI. Hal itu karena munculnya anggaran fantastis Rp 12,3 triliun yang pernah disebut sebagai anggaran siluman.
Baca: Survei LSI Denny JA : Dukungan untuk Ahok-Djarot 42,7 Persen, Anies-Sandi 51,4 persen
Saat itu, lanjut Djarot, pembelian UPS menggunakan anggaran tersebut dinilai pihaknya tidak bermanfaat.
"Kita enggak mau anggaran kita dibeli barang yang tidak bermanfaat," ujar Djarot.
Sebab, Djarot mengaku pernah mengunjungi sekolah dan menemukan bahwa UPS tidak digunakan. Bahkan, ada juga sekolah yang membeli alat fitnes lengkap tapi tidak dipakai.
"Saya ke satu sekolah beli alat fitnes lengkap. Saya tanya untuk apa. (Katanya) Kalau (ada) olahraga hujan-hujan di sini aja. Ini mau tempat buka fitnes atau sekolah. Bayangkan enggak dipakai," ujar Djarot.
Hadir pada acara itu sejumlah politisi partai Golkar di antaranya Tubagus Ace Hasan Syadzily, Nurson Wahid, Agung Laksono, dan lainnya. Acara pengajian ini rata-rata diikuti para ibu-ibu.