Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Sang Sahabat dan Permintaan Maaf Sandiaga

Kompas.com - 14/04/2017, 12:29 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha Andreas Tjahjadi diperiksa selama 17 jam terkait dugaan pemalsuan kuitansi penjualan lahan, Kamis (13/4/2017).

Ia dijemput oleh penyidik di Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis dini hari, usai terbang selama 30 jam dari Amerika Serikat.

"Sudah pulang jam 7, statusnya masih saksi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Kamis malam.

Argo mengatakan, usai mengumpulkan keterangan dari Andreas dan pelapornya, Fransisca, pekan lalu, polisi akan melakukan gelar perkara untuk menentukan apakah ditemukan tindak pidana dalam kasus ini atau tidak.

"(Pemeriksaan Sandiaga) belum diagendakan, nanti akan kami lihat setelah gelar perkara bagaimana," ujar Argo.

(Baca juga: Masih Berstatus Saksi, Andreas Tjahjadi Dijemput Polisi di Bandara)

Pada waktu yang bersamaan dengan pemeriksaan Andreas, Sandiaga Uno yang namanya juga dilaporkan, mengaku merasa tak tenang berkampanye hari itu.

Ia ingin bertemu dengan sahabatnya itu dan meminta maaf. "Ada eskalasinya (kasus) karena proses tanggal 19 April jadi saya mohon dia sabar dan saya mohon maaf ya tadi, bahwa ini di luar kekuasaan saya juga," kata Sandiaga di Jakarta, Kamis malam.

Pada 19 April merupakan hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Ia yakin, laporan terhadap ia dan Andreas, baik dalam kasus dugaan penggelapan maupun pemalsuan kuitansi, berkaitan dengan pilkada.

Menurut dia, pelaporan itu bertujuan menghancurkan elektabilitasnya. Kendati demikian, Sandiaga enggan menuding siapa di balik laporan-laporan ini.

Sandiaga khawatir, pada usia 75, Andreas masih harus terseret-seret namanya dalam sejumlah kasus. Ia pun mengaku berutang budi besar pada Andreas.

Adapun Andreas adalah orang yang mengenalkan Sandiaga pada keluarga William Soeryadjaya, pendiri PT Astra Internasional.

Sandiaga menjadi salah satu orang terkaya Indonesia setelah bisnisnya melejit bersama putra sulung William, Edward Soeryadjaya.

(Baca juga: Andreas Tjahyadi Lapor Balik Dugaan Penggelapan yang Menyeret Namanya dan Sandiaga)

Pelaporan terhadap Sandiaga dan Andreas sendiri tak lepas dari keluarga Soeryadjaya. Fransisca, sang pelapor, disebut sebagai istri kedua Edward.

Fransisca sendiri mengaku tuntutannya soal sehektar lahan di Curug, Tangerang, adalah untuk anak-anak Edward Soeryadjaya dari mendiang istri pertama, Happy.

Sandiaga dan Andreas kini bergandengan menghadapi proses hukum mereka.

"Saya mohon maaf sama Pak Andreas, sama keluarganya karena kan ini pasti berhubungan dengan tanggal 19 April," kata Sandiaga.

"Jadi saya belum sempat bicara tadi pas dia keluar, beliau bilang beliau tetap tegar dan dia yakin bahwa apa yang dituduhkan ke dia itu tidak benar adanya, dia yakin kebenaran itu tidak akan bisa tergoyahkan oleh kasus hukum," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com