Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU: Tak Ada Manfaat Bermusuhan dan Menghujat karena Beda Pilihan

Kompas.com - 18/04/2017, 16:03 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Ishomuddin atau Gus Ishom mengharapkan tak ada aksi saling hujat lagi setelah Pilkada DKI Jakarta 2017 selesai.

Dia mengingatkan bahwa semua orang di Indonesia, termasuk Jakarta bersaudara. Dengan demikian, kerukunan antar-masyarakat perlu dijaga.

“Tidak ada manfaat bermusuhan dan menghujat karena berbeda pilihan. Terima lah perbedaaan dan saling menghormati,” kata Gus Ishom saat dihubungi Kompas.com di Jaarta, Selasa (18/4/2017).

Menjelang pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI pada 19 April 2017, Gus Ishom meminta agar warga Jakarta yang memiliki hak pilih menggunakan suara mereka sesuai hati nurani.

Baca: Saat Ahok dan Sandiaga Satu Panggung Serukan Pilkada Damai...

Masyarakat tak perlu takut ancaman, sehingga tak menggunakan hak pilih. Dia mengingatkan tak perlu ada pemaksaan kehendak dari siapa pun kepada masyarakat untuk memilih salah satu pasangan calon.

“Berikan kebebasan setiap orang berdasarkan hati nurani untuk memilih,” kata Gus Ishom.

Selain itu, dia berharap warga bisa menjaga keamanan di setiap tempat pemungutan suara agar tidak terjadi kekacauan. Terutama penyelenggara pemilu seperti Panwaslu dan aparat Polri dan TNI harus bisa bekerja sebaik-baiknya.

“Kami ingin Pilgub DKI berjalan sesuai rencana dan tidak menimbulkan bencana, baik besar atau kecil,” kata Gus Ishom.

Baca: Serukan Pilkada Damai, Warga Galang Sejuta Tanda Tangan di Bundaran HI

Setelah pencoblosan, Gus Ishom mengingatkan masyarakat tak terpaku dari hasil hitung cepat lembaga survei. Adapun setelah mendapatkan hasil, siapa pun harus menerima, baik itu kalah atau pun menang.

“Siapa pun nanti dinyatakan menang tak perlu arogan, dan yang dinyatakan kalah tak perlu marah-marah, yang kalah harus terima kekalahan dan yang menang harus melindungi seluruhnya dan yang kalah harus tunduk pada yang menang,” ujar Gus Ishom.

Kompas TV Tokoh Agama Serukan Pilkada DKI Damai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com