Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Muhammadiyah: Usai Pilkada DKI, Jangan Larut dalam Perbedaan

Kompas.com - 18/04/2017, 16:28 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjutak, memgimbau agar masyarakat DKI Jakarta yang memiliki hak pilih menggunakannya dengan bertanggungjawab.

Masyarakat menggunakan hak pilih tanpa provokasi atau upaya curang lain yang dilakukan oleh siapa pun.

"Karena persatuan dan kesatuan serta kondusivitas Jakarta merepresentasian Indonesia secara keseluruhan," kata Dahnil saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Selasa (18/4/2017).

Masyarakat Jakarta memiliki tugas penting menjaga situasi tersebut dan diharapkan tidak terjebak oleh pihak yang memengaruhi dan memprovokasi serta menginginkan Pilkada DKI tak kondusif.

Dahnil juga mengingatkan agar masyarakat melawan politik uang. Masyarakat harus berprinsip tidak menerima uangnya dan tidak memilih pihak yang membagikan.

"Cara begitu (politik uang) merusak demokrasi Indonesia," kata dia.

Baca: Saat Ahok dan Sandiaga Satu Panggung Serukan Pilkada Damai...

Kemudian, Dahnil mengatakan bahwa dalam kontestasi, termasuk Pilkada DKI Jakarta, perbedaan keras dan tajam adalah hal lumrah. Namun, setelah pilkada selesai, maka siapa pun harus berbesar hati menerima kekalahan dan kemenangan.

"Setelah pilkada selesai, siap pun yang menang, siapa pun yang kalah, semua pihak harus berbesar hati dan kembali (seperti biasa), jangan larut dalam perbedaan yang tajam antar-kedua belah pihak," kata Dahnil.

Baca: Pilkada DKI Jakarta, Siap Menang dan Siap Kalah

Menurut Dahnil, Pilkada DKI merupakan ujian demokrasi kematangan rakyat Indonesia. Bila Pilkad DKI berlangsung aman, kondusif dan semua pihak dewasa, maka ini pesan kepada dunia bahwa demokrasi Indonesia sudah maju dan menggembirakan.

Terakhir, Dahnil meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian harus bersikap adil. Dia meminta polisi menindak tegas siapa pun yang menggangu kondusivitas Pilkada DKI Jakarta. Siapa pun yang berpotensi memobilisasi massa dari kedua belah pihak.

"Perintahkan anak buah bersikap adil. Jangan sampai satu pihak ditindak, pihak lain enggak ditindak,” kata Dahnil.

Kompas TV Tokoh Agama Serukan Pilkada DKI Damai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com