Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Ahok-Djarot Protes Pencoblosan Ulang di TPS 01 Gambir

Kompas.com - 22/04/2017, 12:02 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Relawan pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat memprotes proses pemungutan suara ulang (PSU) di TPS 01, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (22/4/2017).

Mereka menganggap, PSU tersebut tidak sah. Pasalnya, saat rekomendasi pelaksanaan PSU, saksi dari Ahok-Djarot tidak dilibatkan.

"PSU ini abal-abal karena kami tidak dilibatkan saat rekomendasi untuk dilakukan PSU di TPS 01 ini," ujar Digdo, salah satu relawan Ahok-Djarot di lokasi, Sabtu siang.

Digdo juga memprotes masalah warga yang menggunakan C6 milik orang lain saat pencoblosan 19 April 2017 lalu. Dia menyayangkan petugas Panwascam Gambir tidak menangkap kedua orang tersebut.

"Seharusnya keduanya ditahan biar tahu mereka pendukung pasangan calon mana," ucap dia.

Protes ini dilayangkan Digdo saat ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti meninjau ke TPS 01 saat proses pencoblosan ulang.

Sempat terjadi adu argumen antara relawan Ahok-Djarot dengan Mimah. Digdo bersama relawan lainnya sempat mengancam tidak akan menandatangi berita acara pencoblosan ulang ini.

Baca: TPS 01 Gambir Gelar Pencoblosan Ulang

Mimah membantah, pihak Ahok-Djarot tidak dilibatkan dalam proses rekomendasi PSU di TPS 01 ini. Menurut Mimah, Panwascam Gambir telah memanggil pihak Ahok-Djarot dalam proses rekomendasi PSU di TPS 01 Gambir.

"Yang bersangkutan kan sudah dipanggil tapi tidak hadir sedangkan batas waktu rekomendasi pemungutan suara ulang ini paling lambat 2 hari setelah pungut hitung. Kami tetap mengacu pada peraturan KPU juga," ucapnya.

Mengenai alasan orang yang memilih menggunakan C6 milik orang lain, Mimah menegaskan, Bawaslu tidak bisa menahan orang tersebut. Namun, kedua orang tersebut kasusnya tengah diproses di Sentra Gakkumdu.

"Semua lagi diproses ya, kalau misalnya terlapornya akan dipanggil kita sudah punya identitasnya mereka. Karena memang di SOP kita bawaslu dan jajarannya tidak punya wewenang menahan orang," kata Mimah.

Kompas TV Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta menemukan dugaan pelanggaran di tiga TPS selama pilkada Jakarta putaran kedua.

Baca: Gunakan C6 Orang Lain, Satu Orang Dijerat Tindak Pidana Pemilu

Mimah menjelaskan, jika pihak Ahok-Djarot keberatan dengan proses PSU ini, mereka bisa mengisi formulir C2KWK2 di TPS 01 ini.

"Misalnya tidak mau menandatangani itu kalau bisa keberatan itu dicatatkan diform C2. Jadi pada tahap rekapitulasi, ketahuan kenapa keberatan itu sampai tingkat provinsi pun akan diketahui," ujarnya.

Pemungutan suara ulang ini dilakukan atas rekomendasi dari Bawaslu DKI Jakarta karena ada lebih dari satu warga yang menggunakan formulir C6 (surat pemberitahuan memilih) milik orang lain untuk mencoblos di TPS tersebut.

PSU dilakukan dengan ketentuan yang sama, yakni pukul 07.00-13.00 WIB. KPU mulai mendistribusikan formulir C6 untuk para pemilih di TPS tersebut setelah menerima rekomendasi dari Bawaslu pada Jumat (21/4/2017). Selain di TPS 01 Gambir.

PSU juga dilakukan di TPS 19 Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Di TPS tersebut juga ditemukan lebih dari satu warga yang menggunakan formulir C6 milik orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com