JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku tidak akan menjelaskan detail program yang akan dijalankan saat ini. Sandi khawatir hal tersebut dapat memicu reaksi yang negatif dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, Sandi menyebut, dia dan calon gubernur pasangannya, Anies Baswedan, terlebih dahulu akan mendukung Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat sebagai pemimpin di DKI Jakarta saat ini.
"Kami harus mendukung Pak Basuki-Djarot enam bulan ke depan. Mereka masih akan memimpin kita semua," ujar Sandi di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (24/4/2017).
Sandi mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyukseskan pemerintahan di bawah kepemimpinan Basuki-Djarot hingga akhir masa jabatan.
Baca: Anies: Mari Warga yang Menang Mengayomi, Bawa Pesan Damai
Setelah itu, Sandi mengatakan bahwa Anies dan dirinya akan membahas program-program yang mereka janjikan selama masa kampanye.
"Mari kita selesaikan pemerintahan Pak Basuki-Djarot ini agar sukses, ini tugas kita bersama-sama. Setelah itu, mari kita bicara janji," kata dia.
Sandi mengimbau semua pendukungnya untuk tidak merayakan kemenangan mereka pada Pilkada DKI Jakarta 2017 ini secara berlebihan.
Dia meminta selebrasi tersebut tidak menyinggung pihak-pihak tertentu, khususnya pendukung Basuki-Djarot.
"Jangan sampai pendukung Pak Basuki-Djarot juga merasa ditinggalkan, tidak merasa dilecehkan dengan kegiatan-kegiatan yang bisa memicu provokasi," ucap Sandi.
Selain itu, dia juga meminta para pendukungnya untuk tidak menghujat pendukung lawan mereka pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Baca: Sandiaga: Saling Merangkul, Itu yang Kami Inginkan
Sebab, perbedaan pilihan pada Pilkada merupakan hal yang bisa yang merupakan keberagaman. Seusai Pilkada, semua warga harus kembali bersatu.
"Kami pastikan menang itu tidak boleh menyoraki, menang itu harus tetap dalam rendah hati," kata Sandi.
Berdasarkan hasil real count formulir C1 atau sertifikat hasil penghitungan suara yang dilakukan KPU DKI Jakarta melalui Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng), Anies-Sandi memperoleh 57,95 persen suara.
Anies-Sandi unggul dibandingkan Basuki-Djarot yang meraih 42,05 persen perolehan suara. Meski begitu, hasil penghitungan suara melalui Situng tersebut bukan hasil resmi dari KPU DKI.
Hasil resmi Pilkada DKI Jakarta ditetapkan melalui rekapitulasi yang dilakukan secara manual dan berjenjang dari tingkat kecamatan hingga provinsi yang dijadwalkan selesai pada 1 Mei 2017.