Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekda DKI: APBD Bisa Dilihat DPRD, tetapi Tidak Bisa Mengubahnya

Kompas.com - 25/04/2017, 14:46 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah (Sekda) DKI jakarta Saefullah mengatakan, pemakaian "password" di sistem "e-budgeting" dilakukan untuk mengawasi agar penyusunan anggaran dan program di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta bisa terus diawasi.

Saefullah menjelaskan, pemberlakukan password tersebut oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama agar tak ada oknum-oknum mengubah atau bahkan menambahkan program dalam APBD DKI untuk kepentingannya.

Adapun password tersebut hanya dimiliki oleh gubernur, wakil gubernur, sekda, pejabat setingkat kepala dinas, dan ketua dan wakil ketua DPRD DKI Jakarta. Gubernur DKI, kata Saefullah juga tidak bisa seenaknya mengubah program dalam APBD itu.

Gubernur harus terlebih dahulu mengumpulkan dan meminta penjelasan kepada dinas terkait soal kejelasan program di APBD yang dirasa janggal.

"Saya bisa lihat (APBD), tapi mengubah tidak bisa. Kalau mau mengubah ada waktu mengubah. Misalnya saya punya password, saya mau ubah tidak bisa, gubernur juga tidak bisa mengubah," ujar Saefullah di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (25/4/2017).

Saefullah mengatakan, dengan sistem ini, sangat mudah mengetahui siapa saja yang mengakses e-budgeting tersebut. Begitu juga jika ada yang menambah atau mengurangi program di APBD yang sudah ditetapkan, akan terlihat identitas, hingga waktu ketika mengakses.

Pemberian password kepada anggota DPRD DKI, lanjut Saefullah dilakukan agar anggota DPRD DKI bisa melihat dan mengkritisi apa saja program dalam APBD yang dirasa tidak tepat.

"Kalau saya sih merasa bersyukur dengan adanya sistem ini, setiap orang tidak bisa sembarangan, seenaknya mengubah program," ujar Saefullah.

Baca: Ahok: Proses E-Budgeting Jadi Pembelajaran Gubernur yang Akan Datang

"DPRD dikasih, dibuka supaya dia lihat, dikritisi program ini bagus, enggak bagus, keluarkan tapi alasan disampaikan. Nanti ketahuaan siapa yang usulkan, menggunakan password siapa, kapan, sampai jam berapa juga kelihatan," ujar Saefullah.

Ahok sebelumnya menjelaskan, pemakaian pasword dalam e-budgeting dilakukan agar tak ada oknum yang bisa mengubah susunan anggaran atau program dalam APBD DKI Jakarta. Pemakaian password sudah dilakukan sejak awal 2015.

Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, cagub-cawagub DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengungguli Ahok- Djarot Saiful Hidayat.

Hal itu berdasarkan hasil dari sejumlah lembaga survei. Jika hasil tersebut serupa dengan rekapitulasi KPU DKI Jakarta, maka Ahok-Djarot harus menyerahkan penyusunan APBD DKI Jakarta lima tahun ke depan kepada Anies-Sandiaga.

Kompas TV Bareskrim Kembali Panggil Lulung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com