Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Manggarai Tak Mau TNI/Polri Terlibat Penertiban oleh PT KAI

Kompas.com - 26/04/2017, 15:33 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Achmad Yani mengunjungi permukiman warga RW 12 Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, yang akan ditertibkan oleh PT KAI.

Dalam kunjungannya pada Rabu (26/4/2017) ini, Achmad Yani diminta untuk menghentikan keterlibatan TNI/Polri dalam rencana penertiban yang akan dilakukan PT KAI.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Anggota Divisi Hukum Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) Nurharis Wijaya yang mendampingi warga Manggarai.

"Ada harapan dari warga di sini, jika belum berkomunikasi langsung, kami minta perlindungan dulu untuk menstop pihak-pihak TNI dan Polri untuk tidak terlibat maupun masuk ke sini," ujar Haris di RW 12 Manggarai.

Baca: Lakukan Mediasi, PT KAI dan Warga Manggarai Belum Capai Kesepakatan

Haris menuturkan, kondisi psikologis warga RW 12 Manggarai terganggu dengan adanya aparat TNI/Polri. Mereka tidak bisa tenang dengan adanya rencana penertiban rumah yang sudah mereka tempati secara turun temurun itu. Mereka juga tidak ingin bentrok dengan TNI/Polri.

"Secara psikologis, kami kena di sini. Istilahnya alat negara kemudian digunakan oleh perusahaan yang mengklaim itu aset mereka," kata dia.

Warga Manggarai juga meminta DPRD DKI Jakarta bisa membantu mereka agar PT KAI tidak menertibkan rumah mereka.

Atas permintaan tersebut, Achmad Yani mengatakan akan memfasilitasi mediasi antara warga dengan PT KAI. Komisi A DPRD DKI Jakarta akan memanggil PT KAI setelah mereka melakukan kunjungan kerja (kunker).

Baca: Warga Manggarai Mengaku Belum Terima Surat Peringatan dari PT KAI

"Kebetulan memang besok itu dari Komisi A ada rencana kunker. Kemungkinan besar setelah kunker akan kami tindak lanjuti. Kunker sekitar tiga hari, mungkin pekan depan (pemanggilan)," ucap Achmad Yani.

Menanggapi hal tersebut, PBHI meminta Komisi A DPRD DKI Jakarta menunda kunker mereka terlebih dahulu. Sebab, mereka khawatir saat DPRD kunker justru penertiban dilakukan.

Jika hal tersebut tidak memungkinkan, PBHI meminta DPRD DKI Jakarta mengirimkan surat penundaan penertiban sebelum adanya pertemuan bersama DPRD.

"Kami minta tindakan dari DPRD sebelum tiga hari ke depan, kalau boleh bisa komunikasi untuk menunda tindakan mereka sebelum ada duduk bersama antara masyarakat, PT KAI, DPRD, supaya masyarakat di sini tenang melakukan kegiatannya sehari-hari," kata Anggota PBHI lainnya, Arimo Manurung.

Achmad Yani memastikan DPRD akan membantu persoalan yang dihadapi warga secara serius. DPRD akan berbicara dengan PT KAI agar keamanan dan ketentraman warga terjamin dan tidak terjadi bentrok.

DPRD juga akan mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan warga Manggarai.

"Harapan kami, kalau PT KAI beritikad baik akan melakukan pembangunan, kita bisa duduk bersama, bagaimana nasib warga di RW 12. Harapan kami kalau memang pembangunan berjalan, masyarakat diharapkan tenang, inilah nanti solusi yang akan kami temukan," ujar Achmad Yani.

Kompas TV Warga Manggarai menolak penggusuran untuk proyek lintasan kereta api menuju Bandar Udara Soekarno-Hatta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com