JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah warga yang menunggu kedatangan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memang tidak sebanyak warga yang antre untuk berfoto dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Letak kantor Djarot yang berada di lantai dua juga membuat orang tidak bisa berbondong-bondong masuk. Berbeda dengan kantor Ahok yang dekat dengan pendopo Balai Kota DKI Jakarta.
Namun saat Djarot tiba di Balai Kota, dia langsung menarik perhatian warga yang mengantre berfoto dengan Ahok. Hal itu juga terjadi Kamis (27/4/2017) kemarin, saat Djarot berjalan kaki dari lobi ke kantornya.
Warga yang menunggu Ahok sejenak meninggalkan antreannya dan mengerumuni Djarot. Kebanyakan mereka menyampaikan ungkapan semangat atau hanya mencurahkan isi hati.
"Pak, saya enggak bisa berhenti nangis loh Pak," kata seorang warga.
"Sing sabar ya," jawab Djarot.
Saat Djarot berada di ruang kerja, ada saja warga yang menunggu di depan pintunya. Mereka menanti Djarot keluar agar bisa berfoto bersama. Saat keluar untuk mengikuti rapat, Djarot pun harus meladeni permintaan foto itu satu per satu. Ia terus menguatkan para pendukung yang kecewa.
"Ini kan apresiasi dari warga ke Basuki Djarot. Banyak di antara mereka yang datang ke sini menangis, saya juga sampaikan 'Kuatkanlah, kuatkanlah hati kalian warga masyarakat, termasuk hati kami'," ujar Djarot.
"Tapi di lain sisi, kami juga harus membesarkan hati kami sendiri serta keluarga kami," ujar Djarot.
Djarot mengatakan proses pilkada selama dua putaran begitu penuh dinamika. Dia dan keluarganya juga harus menenangkan diri dari proses panjang itu. Hal ini membuat Djarot memiliki dua tanggung jawab terhadap dirinya serta keluarga dan terhadap masyarakat.
"Terus terang apresiasi ini bukan hanya ada di warga Jakarta tapi seluruh Indonesia memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah kami kerjakan," ujar Djarot.
Tudingan
Di tengah kesedihan, ada saja tudingan negatif yang menimpa Ahok dan Djarot. Terutama soal karangan bunga yang memenuhi halaman Balai Kota. Karangan bunga itu dikirim oleh para pendukung yang bersedih. Namun, beberapa pihak menuding itu hanya 'setting-an' dan bagian dari pencitraan, bahwa bunga-bunga tersebut dipesan oleh Ahok sendiri.
"Bagaimana kamu bisa men-setting hatinya orang? Bagaimana kamu bisa men-setting perasaan orang? Bagaimana kamu bisa men-setting kebenaran dan nurani orang?" ujar Djarot.
Djarot mengatakan tudingan itu hanya pikiran-pikiran orang yang berburuk sangka. Dia mengajak berbagai pihak untuk mengedepankan pola pikir yang positif.
"Tunjukkan pada saya, bagaimana caranya men-setting sekian banyak orang yang bersedih dan menangis? Bagaimana caranya? Jangan begitulah, kita harus rasional juga," kata Djarot.