Bagi sebagian warga di Kabupaten Tangerang, Banten, urusan jamban belum jadi prioritas. Meski lantai rumah sudah keramik atau jalan tak lagi tanah, kebiasaan membuang hajat di kebun, empang, atau kali masih ada. Kesadaran baru muncul saat ada tuntutan dari keluarga.
Hayati (50) baru saja keluar dari kamar mandi di belakang rumahnya di Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, pekan lalu. Bangunan kamar mandi sekaligus WC itu terpisah dari rumah utama.
Bangunan berukuran 2 meter x 1,5 meter ini terlihat baru. Dinding bercat biru dan atap seng masih kinclong.
"WC dan kamar mandi ini baru dibangun beberapa bulan, persisnya sebelum Lebaran tahun lalu. Sementara rumah direnovasi sudah lebih dari tiga tahun," ujar ibu tiga anak itu.
Bagi Hayati, bangunan WC tidak terlalu penting. Selama ini, warga desa terbiasa membuang hajat di rerumputan semak atau "WC helikopter" di atas empang. Sesekali mereka ke kali terdekat hanya untuk membuang hajat, baik siang maupun malam.
"Kalau malam, ya, kami harus menggunakan lampu minyak atau lilin ke kebun, empang, atau kali," kata Hayati.
Ia ingat betul, tiga bulan sebelum Lebaran tahun lalu, dirinya terpaksa membangun WC dan kamar mandi.
"Cucu-cucu saya enggak mau datang lagi ke sini, apalagi bermalam. Mereka kapok karena harus buang hajat dan pipis di kebun atau empang," ujar nenek 11 cucu itu.
Hayati bersama suaminya yang pemungut limbah di kawasan industri Balaraja dan Pasar Kemis itu akhirnya dapat membangun WC dan kamar mandi. Bermodalkan kredit Rp 10 juta dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI), Hayati dapat membangun jamban dan kamar mandi dengan cicilan Rp 44.000 per minggu selama dua tahun.
"Alhamdulillah, setelah WC dan kamar mandi dibangun, cucu-cucu dan mantu mau nginap pas Lebaran tahun lalu. Saya enggak malu lagi ke mantu dan besan kalau datang ke sini," kata Hayati sambil tersenyum.
Hayati adalah salah satu warga Desa Sindang Sono yang terpaksa mencicil untuk membangun jamban di rumah.
Sebagai anggota Kopsyah BMI, mereka boleh mendapat jaminan kredit jamban dan air bersih setelah setahun menjadi anggota.
Modern
Berjalan berkeliling Desa Sindang Sono, pekan lalu, terlihat kebersihan lingkungan yang terabaikan. Padahal, desa ini tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang, yakni berjarak tidak sampai 10 kilometer.
Penerangan sudah masuk desa ini. Sebagian jalan sudah diaspal beton dan sebagian jalanan menggunakan paving block.