Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Mereguk Hikmah Komunikasi Setelah Ahok Divonis

Kompas.com - 10/05/2017, 07:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Mengapa dalam banyak budaya, hikmah kebijaksanaan kerap ditamsilkan sungai? Sebab, antara lain, arusnya akan terus mengalir sepanjang waktu dengan sisi permukaan bening yang bisa dijadikan cermin.

Maka, berkacalah (baca: intropeksi diri) tiada lekang dengan terus mereguk sarinya guna menjadi pribadi yang baik dari waktu ke waktu.

Dan, setelah ketok palu sudah ditetapkan dalam koridor hukum yang tak semua kita menguasainya, apakah kita menjadi yang pertama mereguk sungai kebijaksanaan tersebut?

Ataukah, seperti kebanyakan yang sudah-sudah, hanya masuk dalam arus perdebatan tanpa ujung --seraya tiada perubahan karakter kita secara signifikan?

Dalam hemat penulis, dari perspektif ilmu public relations dan komunikasi massa, sedikitnya ada lima poin yang bisa dijadikan sungai hikmah kebijaksanaan tersebut. Tentu dengan target adalah adanya perubahan signifikan bagi semua elemen bangsa, terutama saat berkomunikasi publik.

Pertama, konten komunikasi publik itu tak boleh serampangan. Setiap kata tercurah, pada semua facial expression, bahkan intermezzo/ice breaker yang dimunculkan, adalah hasil desain matang. Terlebih jika kita tahu bahwa ada media massa dan atau medium komunikasi massa yang ikut mereportase dan atau merekam kejadian tersebut.

Konten komunikasi publik harus benar terencana, wajib utuh diskenariokan, sehingga jikalau ada improvisasi, masih tetap dalam koridor. Bukan improvisasi tak perlu, yang akhirnya malah bisa menjerumuskan semua pihak, terutama sang komunikatornya.

Apakah ini berlebihan? Kita semua menjadi saksi bersama ketok palu dua tahun Pak Ahok yang berbicara konten komunikasi publik yang irelevan dan kurang cermat.

Ini pula sebabnya, dalam pendekatan komunikasi Islami, hadis sahih menyebutkan bahwa, "Sungguh dalam perkataan/pidato yang baik terdapat sihir (HR Bukhari)"

Sevital itulah konten dalam komunikasi massa, sehingga Rasul SAW sudah ingatkan berabad lama sebelumnya agar kita benar mendesain komunikasi sedari awal.

Ini secara paralel dinyatakan dalam hadis valid lain sebagai ungkapan penegasan, "Falyakul khairon aw lii yasmut/berkata baik atau diam."

Alert pola komunikasi ini sudah berabad lamanya dianjurkan atau dititahkan karena Rasul SAW sangat mengetahui, bahwa sangat mudah manusia terpeleset saat berkomunikasi.

Terlebih di ruang publik, dalam euforia panggung serta mikrofon yang kerap membuat seseorang "lupa daratan."

Kedua, bagi banyak pejabat publik, membaca naskah yang sudah disiapkan di semua kegiatan apa pun yang dihadirinya, ada perasaan membosankan dan atau tidak menarik --dalam beberapa hal itu benar.

Akan tetapi, konseptor (penulis) pidato sesungguhnya sudah banyak memperhitungkan banyak hal saat menulis.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Ngaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Ngaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

Megapolitan
Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Megapolitan
Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com