Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pendukung Ahok Patah Hati Dua Kali

Kompas.com - 10/05/2017, 07:33 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Hingga Senin (8/5/2017), masih banyak warga Jakarta yang berdatangan ke Balai Kota DKI Jakarta untuk bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Mereka merupakan para pendukung yang masih belum rela dengan kekalahan Basuki atau Ahok dan Djarot dalam Pilkada DKI 2017.

Setelah hasil pilkada diketahui, para pendukung Ahok dan Djarot seolah patah hati. Mereka menyuarakan kekecewaan melalui karangan bunga yang dikirim ke Balai Kota DKI.

"Terima kasih Pak Ahok atas kerja kerasnya selama ini. Anda lah pemimpin sejati. We love you and we will miss you. Dari kami yang belum bisa move on," bunyi tulisan pada salah satu karangan bunga itu.

Jumlah karangan bunga untuk Ahok-Djarot di Balai Kota DKI mencapai ribuan. Bagi para pendukung Ahok, bahasa cinta tak cukup hanya diungkapkan dengan bunga. Kiriman ke Balai Kota berkembang menjadi kue dan balon-balon. Suasana di Balai Kota menjadi semarak.

(baca: Tadi Malam, Ahok Dipindahkan ke Mako Brimob)

Patah hati kedua

Belum kering luka, para pendukung Ahok kembali patah hati setelah mendengar vonis hakim, Selasa (9/5/2017). Ahok divonis hukuman 2 tahun penjara dan langsung ditahan.

Ahok dinilai terbukti bersalah dalam kasus penodaan agama. Sejak awal sidang vonis, para pendukung sudah menggelar aksi simpatik "8.000 Mawar Merah-Putih untuk Ahok" dengan berjalan kaki mengelilingi Jalan RM Harsono. 

Aksi itu berlangsung sekitar 30 menit dan diramaikan dengan marching band. Selain marching band, para peserta aksi juga membawa bendera merah putih dan bunga mawar merah serta putih. 

"Bendera merah putih simbol cinta NKRI sedangkan bunga mawar merah putih simbol kesetiaan kami kepada Ahok," ujar pimpinan aksi simpatik Birgaldo Sinaga. 

Tangisan para pendukung pecah begitu mengetahui Ahok divonis bersalah. Wajah mereka memerah dan saling berangkulan. Tanpa pikir panjang, pendukung yang sebagian besar para ibu-ibu itu meluncur ke Rutan Cipinang menyusul Ahok.

Di sana, mereka menangis dan menyayangkan vonis majelis hakim.

"Memangnya Ahok teroris?" kata seorang ibu sambil menangis.

Ibu yang lain mengungkapkan kekecewaannya dengan membahas sidang mengadili Ahok. Menurut dia, hakim hanya membicarakan hal-hal yang memberatkan Ahok, dan tidak ada satu pun hal yang meringankan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com